Perbedaan Cerita Fabel dan Legenda: Pengertian, Ciri, Contoh | Bahasa Indonesia Kelas 7

Mengenal Fabel dan Legenda, Ciri-ciri Serta Contohnya

Artikel Bahasa Indonesia kelas 7 ini akan membahas tentang cerita fabel dan legenda, mulai dari pengertian, ciri-ciri, hingga contohnya. Simak, yuk!

 

Alkisah, di dalam hutan ada sekumpulan Harimau yang sedang berkumpul bersama sekumpulan Kucing. Ya, Harimau dan Kucing memang masih memiliki kesamaan dalam beberapa hal jadi sangat memungkinkan jika di dalam hutan mereka sedang berkumpul dan berdiskusi layaknya manusia. Terdengar percakapan mereka seperti ini:

“Auuum … auuuummm …,” ucap si Harimau.

Kucing pun menjawab, “Meong … meooonnggg ….”

Oh, sepertinya Harimau tidak terima atas pernyataan Kucing, “Auuummm … aum … auumm … aumm.”

Kucing pun dengan berat hati menerima keputusan tersebut sambil menggerutu dalam hatinya, “Meoong … meong … meong … meeongg.”

Menurut kamu, cerita di atas termasuk ke dalam kategori apakah? Fabel atau legenda ya? Nah, sebelum kalian menebak jawabannya, kita bahas satu per satu, yuk! Apa sih cerita fabel dan cerita legenda itu?

Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerita Fabel Singkat beserta Pesan Moralnya

 

Pengertian Fabel

Kita mulai dari cerita fabel dulu, ya. Fabel adalah cerita fiksi dengan tokoh utamanya binatang yang watak dan perilakunya seperti manusia. Fabel seringkali kamu temukan pada kisah dongeng antara hewan, misal di hutan dan tempat-tempat tertentu.

Ya, seperti paragraf pembuka di artikel ini. Ada dongeng fabel sekumpulan Harimau dan Kucing yang sedang berdiskusi ‘kan? Nah, coba kamu cermati. Kegiatan berdiskusi itu ‘kan hanya bisa dilakukan manusia. Memangnya kamu pernah melihat ada perkumpulan binatang yang sedang melakukan diskusi kelompok?

Perkembangan Fabel

 

Sepertinya mustahil ya, binatang melakukan diskusi. Kalau manusia seperti kita ini bisa dong melakukannya. Apalagi di usiamu yang masih muda, bisa banget melakukan diskusi dalam proses belajar kalian. Diskusinya bareng dengan teman-teman di seluruh Indonesia malahan. Nggak percaya? Cobain aja gabung di Brain Academy Online, deh.

Baca Juga: Belajar Struktur Fabel, Teknik Menulis & Contohnya

Kita lanjut yuk …

Setelah tahu tentang fabel, kira-kira apa saja ciri-cirinya? Yuk simak penjelasan dari ciri-ciri fabel berikut:

 

Ciri-Ciri Fabel

Ciri-ciri fabel, di antaranya:

  1. Tokohnya binatang,
  2. Wataknya dari tokohnya seperti manusia,
  3. Konflik yang diangkat seputar kehidupan manusia,
  4. Terdapat latar tempat, waktu, dan latar suasana,
  5. Memiliki amanat atau pesan moral.

 

Ciri-ciri Fabel

 

Penting untuk diingat, tokoh utama dalam fabel itu binatang, ya. Fabel juga memiliki latar tempat yang pada umumnya menjadi tempat tinggal binatang, seperti hutan, kebun, laut, dan lain-lain. Oh iya, fabel tidak hanya dikenal sebagai cerita hiburan semata, lho.

Sebab dalam fabel dimasukkan pesan/amanat yang baik bagi para pembacanya.  Seperti apa sih contohnya? Ini contoh fabel yang bisa kalian baca ya.

 

Contoh Fabel

Cerita Dongeng Si Kancil dan Harimau

Pada suatu hari, terjadilah kelaparan di sebuah pulau yang penduduknya kebanyakan dihuni oleh para Harimau. Mereka sangat kelaparan, karena semakin hari tidak ada hewan yang dapat mereka mangsa. Akhirnya, Raja Harimau mengutus Panglima dan para Prajuritnya untuk pergi ke pulau kecil di sebrang dan kembali dengan membawa banyak makanan.

Perjalanan ke pulau kecil di seberang cukup jauh. Akhirnya, mereka pun sampai di tempat tujuan. Di sana mereka sangat takjub dengan melihat keindahan alam pulang kecil tersebut. Namun, setibanya mereka disana. Mereka hanya melihat seekor Kancil kecil di tepi pantai. Kancil pun segera berlari. Namun, ia terlambat. Ia sudah di kepung oleh para Harimau.

‘’Hei Kancil! Di mana Rajamu? Kami datang untuk meminta makanan. Jika kalian menolak, kami akan menyerang pulau kecil ini. Dan lihatlah, kami membawa potongan kumis raja kami.’’ Kata prajurit Harimau dan menunjukkan kumis rajanya.

‘’Kumis ini besar sekali. Pasti raja Harimau sangat besar dan kuat. Aku akan membawa kumis raja Harimau dan menunjukkannya kepada raja kami.’’ Kata Kancil. Sebenarnya, Kancil sangat kebingungan karena di pulau kecil tersebut tidak terdapat seorang Raja.

Pada saat itu, Kancil melihat sahabatnya seekor Landak yang sangat besar. Ia pun langsung menemukan sebuah ide. ‘’Hei sahabatku. Kemarilah, bantuanmu!’’ kata Kancil.

“Aku sangat membutuhkan bantuanmu!”

‘’ Hah? Bantuanku? Buat apa Cil?’’ Tanya Landak. ‘’ Untuk keselamatan semua hewan di pulau ini.’’ Jawab Kancil.

Akhirnya, Landak pun mencabut durinya yang paling besar, tajam dan panjang. Setelah mendapatkan duri tersebut. Kancil langsung berlari membawa duri Landak dan menyerahkan kepada para Harimau.

Kancil pun mencari di mana para Harimau itu. Akhirnya, Kancil berhasil menemukan mereka di tepi pantai. Mereka tertidur sangat pulas. Kancil pun membangunkan panglima Harimau.

‘’Tuan, raja kami siap untuk berperang. Sebagai buktinya. Raja kami pun mengirimkan kumisnya.’’ Kata Kancil tegas. Ia pun langsung menyerahkan kumis Landak kepada para Harimau.

‘’Ini kumis raja mu?’’ Tanya panglima Harimau. ‘’ Iya, itu adalah kumis raja kami yang paling kecil. Raja kami pun menerima tantangan dari raja kalian.’’ Kata Kancil. Para Harimau pun sangat terkejut melihat kumis raja pulau kecil yang besar dan tajam.

‘’Kumis raja Kancil sangat besar. Sangat besar dari kumis raja kita. Kita pasti akan sulit untuk melawannya.’’ Bisik panglima Harimau kepada para prajuritnya. ‘’Lalu bagaimana?” Tanya salah satu Harimau. ‘’ Sebaiknya kita segera pergi dari pulau ini.’’ Jawab panglima Harimau.

Akhirnya, para Harimau pergi meninggalkan pulau kecil tersebut. mereka pun melanjutkan perjalanan ke pulau lainnya untuk mencari makanan. Sejak saat itu, tidak ada satu Harimau pun yang berani datang ke pulau kecil. Semua itu berkat kecerdikan Kancil dan kecerdikannya.

Baca Juga: Contoh Cerita Legenda Menarik dari Berbagai Daerah di Indonesia

Menarik bukan, kisah fabel dongeng Si Kancil? Oke, sekarang sudah paham ‘kan tentang apa itu fabel? Kita lanjut ke pembahasan mengenai cerita legenda, yuk! Apakah di antara kalian ada yang tahu apa itu legenda? Hmmm …

 

Pengertian Legenda

Sementara itu, legenda adalah cerita rakyat yang ada di kehidupan masyarakat dan berhubungan tentang suatu peristiwa. Peristiwa dalam cerita rakyat tersebut bisa melahirkan suatu asal usul suatu tempat, suatu nama daerah, atau hal-hal yang berkaitan dengan alam dan lingkungan sekitar.

Contoh legenda dan dongeng di Indonesia

 

Nah, dari beberapa contoh legenda di Indonesia di atas, apakah ada yang kalian sudah ketahui ceritanya?

Perlu kalian tahu nih, kalau fabel ‘kan tokohnya itu binatang, kalau legenda ya tetap manusia. Eits, tapi ada ciri-ciri khusus dalam legenda lho yang nggak dimiliki teks cerita lain seperti cerpen dan novel. Kira-kira apa sih ciri-ciri legenda itu? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Cerita Legenda: Pengertian, Struktur, Ciri & Contoh

 

Ciri-Ciri Legenda

Beberapa ciri-ciri legenda, antara lain:

  1. Tokoh dalam cerita memiliki kesaktian,
  2. Terdapat unsur keajaiban dalam cerita,
  3. Dihubungkan dengan hal-hal gaib,
  4. Terdapat unsur sejarah dan ceritanya dianggap benar,
  5. Memiliki amanat.

 

Ciri-ciri Legenda

 

Dalam legenda, ceritanya memiliki unsur sejarah, dan dilestarikan sebagai cerita rakyat. Oleh karena itu, beberapa masyarakat menganggapnya benar-benar terjadi pada masa lampau. Menariknya, tokoh dalam legenda itu memiliki kesaktian dan berhubungan dengan hal-hal gaib.

Misalnya, mengutuk tokoh menjadi batu, memanggil para jin untuk membantu si tokoh, kebal dari senjata, dan lain sebagainya.

Apa cerita legenda favorit, atau yang paling kamu ingat? Sambil belajar, kayanya seru juga nih baca satu contoh legenda. Coba simak kisah berikut ini ya!

 

Contoh Legenda

 

Danau Toba Legenda dari Sumatera Utara

 

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. “Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut dalam hati.

Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia

segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar. Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan.

“Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi

memakanku.” Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. “Bermimpikah aku?,” gumam petani.

“Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu. “Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu,”

kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan.

Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat. Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,” gumam mereka. Petani

merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani.

“Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! ” kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petani dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat.

Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri. Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak.

Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah

anak mereka. “Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!” kata Petani kepada istrinya. “Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Puteri kepada suaminya. Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu.

Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Dilihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tau diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!,” umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

 

Perbedaan Fabel dan Legenda

Nah, berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa simpulkan nih kalau fabel dan legenda merupakan dua jenis cerita yang berbeda. Mulai dari tema, karakteristik, hingga tujuan penyampaiannya.

Cerita fabel melibatkan karakter hewan (binatang), namun memiliki sifat dan tindakan layaknya manusia, contohnya dapat berbicara dan berperilaku seperti manusia. Cerita fabel juga bertujuan untuk menyampaikan pesan moral kepada pembaca.

Sementara itu, cerita legenda melibatkan tokoh-tokoh sejarah atau mitologis. Tidak jarang, karakter pada cerita legenda, punya kemampuan yang di luar akal manusia, sehingga sering dianggap sebagai pahlawan atau orang penting dalam masyarakat. Cerita legenda bertujuan untuk menjelaskan asal-usul budaya, tempat, kerajaan, atau peristiwa heroik lainnya.

Kita, sebagai anak Indonesia harus bangga nih. Kenapa? Baik cerita fabel maupun legenda pasti memiliki amanat atau pesan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan lho.

Oke gais, itulah pembahasan singkat mengenai materi fabel dan legenda. Seru bukan? Belajar tentang cerita fabel dan cerita legenda sambil membaca salah satu kisah legenda dan fabel. Sekarang, kamu jadi tau ya perbedaan fabel dan legenda dari pengertian, ciri-ciri, sampai contohnya.

Nah, kamu ingin belajar materi bahasa Indonesia lainnya? Bisa banget dong! Kamu belajar sambil menyimak video pembelajaran yang seru dan lucu di Brain Academy Online! Kamu bisa belajar secara live dengan tutor terbaik dan bareng teman-teman belajarmu se-Indonesia! Menarik bukan? Yuk cobain trial class gratisnya!

[IDN] CTA Blog Cabang Brain Academy Center

Referensi:

Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Legenda Danau Toba,  Resourceful Indonesian. [Daring] tautan: https://www.resourcefulindonesian.com/uploads/1/1/2/5/11252883/legenda_danau_toba.pdf (Diakses 16 Februari 2022)

Kisah Si Kancil dan Harimau [Daring] tautan: https://adoc.pub/si-kancil-yang-cerdik.html (Diakses 16 Februari 2022)

 

Artikel ini terakhir diperbarui pada 29 Januari 2024.

Leo Bisma