Penjelasan 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia | Sejarah Kelas 10

Header Teori Masuknya Islam ke Indonesia-01

Ahli Sejarah menetapkan, ada 4 teori masuknya Islam ke Nusantara (Indonesia), yaitu Teori Gujarat, Teori Persia, Teori China, dan Teori Arab. Yuk, kita bahas satu per satu di artikel Sejarah kelas 10 berikut ini!

— 

Kamu penasaran nggak, bagaimana ya sejarah Islam masuk ke Indonesia? Sebelum menjadi agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia, Islam adalah salah satu agama yang diperkirakan datang, karena adanya pedagang yang singgah di Nusantara. Islamisasi mulai berkempang pasca menurunnya pengaruh kerajaan Hindu-Buddha. Bahkan, di masa itu, kerajaan-kerajaan Islam mendominasi Nusantara dan menggantikan kerajaan Hindu-Buddha.

Sebenarnya, ada banyak teori yang menjelaskan awal mula masuknya Islam ke Indonesia. Menurut beberapa teori, ajaran Islam masuk melalui perdagangan sambil berdakwah, atau memang datang ke Nusantara untuk menyiarkan ajaran Islam.

Namun, para ahli Sejarah menetapkan bahwa ada 4 teori masuknya Islam ke Indonesia, yaitu Teori Gujarat, Teori Persia, Teori China, dan Teori Mekkah. Masing-masing teori dijelaskan berdasarkan rentan waktu yang berbeda. Mulai dari abad ke-7, hingga ada pula yang menyebutkan abad ke-13. Seperti apa teori-teorinya? Yuk, kita bahas bersama!

Pedagang Islam - Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Ilustrasi pedagang yang masuk ke Nusantara. (Sumber: tugassekolah.com)

 

1. Teori Gujarat

Teori Gujarat dikemukakan oleh seorang ilmuwan Belanda bernama J. Pijnapel dan didukung oleh Christiaan Snouck Hurgronje. Teori Gujarat beranggapan bahwa agama Islam dan kebudayaannya dibawa oleh para pedagang dari daerah Gujarat, India yang berlayar melewati selat Malaka. Teori ini juga menjelaskan bahwa Islam secara masif berkembang di Nusantara sekitar abad ke-13 Masehi, melalui kontak para pedagang dan kerajaan Samudera Pasai yang menguasai selat Malaka pada saat itu.

Teori ini diyakini oleh S. Hurgronje karena adanya hubungan perdagangan yang cukup erat antara Indonesia dan India. Teori Gujarat juga diperkuat dengan penemuan makam Sultan Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297, makam Maulana Malik Ibrahim yang keduanya bercorak Gujarat, serta tulisan Marco Polo.

Makam Malik As Saleh

Makam Sultan Malik As-Saleh (Sumber: steemit.com)

 

Namun, terdapat kelemahan Teori Gujarat. Teori ini ditentang oleh G.E. Morison, seorang jurnalis asal Australia. Ia mengatakan bahwa, belum tentu Islam didatangkan dari Gujarat, hanya karena memiliki penemuan corak batu nisan yang mirip dengan yang ada di Gujarat. Selain itu, pada awal abad ke-12 Masehi, masyarakat Gujarat masih menganut agama Hindu.

 

2. Teori Persia

Teori masuknya Islam ke Nusantara berikutnya adalah Teori Persia. Teori Persia didukung oleh Hoesein Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Mereka berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah kerajaan yang saat ini kemungkinan besar berada di Iran.

Baca Juga: Proses Masuknya Agama Hindu-Budha ke Nusantara

Teori ini tercetus karena pada awal masuknya Islam ke Nusantara di abad ke-13, ajaran yang marak saat itu adalah ajaran Syiah yang berasal dari Persia. Selain itu, terdapat beberapa kesamaan budaya dan tradisi di Indonesia dengan yang ada di Persia.

Contohnya adalah peringatan 10 Muharam Islam-Persia yang serupa dengan upacara peringatan bernama Tabuik/Tabut di beberapa wilayah Sumatera (khususnya Sumatera Barat dan Jambi), serta kesamaan corak seni kaligrafi.

Tabuik

Prosesi Acara Tabuik (sumber: wartakepri.co.id)

 

Teori Persia juga didukung oleh bukti-bukti lain, seperti penggunaan gelar ‘syah’ pada raja-raja Islam di Nusantara, beberapa kosakata serapan Bahasa Persia ke Bahasa Indonesia, persamaan mazhab yang dianut, dan kesamaan ajaran sufi oleh Syekh Siti Jenar.

Namun, Teori Persia juga memiliki kelemahan. Menurut beberapa tokoh, pada abad ke-7 Masehi, Persia belum memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dunia Islam.

 

3. Teori Cina

Menurut Teori Cina, Islam berkembang di Nusantara berasal dari para perantau Tiongkok. Masyarakat Tiongkok sebenarnya sudah memiliki hubungan erat dengan masyarakat Indonesia, jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia melalui perdagangan.

Agama Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 M). Menurut Sumanto Al-Qurtuby, pada masa Dinasti Tang, di daerah Kanton, Zhang-Zhao, Quanzhou, dan pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman muslim. 

Teori Cina dikuatkan dengan adanya beberapa bukti, di antaranya Raden Patah (Raja Demak) yang merupakan keturunan Tiongkok, penulisan gelar raja-raja Demak dengan istilah Cina, masjid-masjid yang memiliki arsitektur Tiongkok, dan catatan yang menyebutkan bahwa pedagang Tiongkok lah yang pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

Akan tetapi, kelemahan Teori Cina adalah teori ini tidak menjelaskan awal masuknya agama Islam di Indonesia. Teori ini lebih menjelaskan peranan Cina dalam kedatangan Islam ke Indonesia. 

 

4. Teori Arab

Teori masuknya Islam ke Nusantara berikutnya adalah Teori Arab. Teori Arab didukung oleh beberapa tokoh, seperti Buya Hamka dan van Leur. Dalam Teori Arab, dijelaskan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7. Ajaran Islam dibawa langsung oleh para musafir dari Arab yang memiliki semangat untuk menyebarkan Islam ke seluruh dunia.

Teori Arab diperkuat dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah. Selain itu, di Samudera Pasai, mazhab yang terkenal adalah mazhab Syafi’i. Mazhab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu. Kemudian, bukti lain Teori Arab adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja Samudera Pasai, seperti budaya Islam di Mesir.

Namun, Teori Arab memiliki kelemahan. Teori ini dianggap kurang memiliki sumber tertulis yang menjelaskan peranan bangsa Arab terhadap proses penyebaran ajaran Islam di Indonesia.

Nah, Islam juga sempat menjadi kekuatan yang cukup disegani di Indonesia, loh! Hal ini ditandai dengan munculnya banyak kerajaan Islam yang cukup terkenal dan berkuasa. Apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang berkuasa?

Infografik Teori Masuknya Islam ke Indonesia-02

 

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia

Selain yang suah disebutkan pada infografik di atas, masih banyak kesultanan kerajaan Islam di Indonesia, seperti Kesultanan Gowa-Tallo, Kesultanan Ternate, dan Kesultanan Tidore.

Itulah penjelasan mengenai 4 teori masuknya Islam ke Indonesia. Gimana nih, apakah kamu sudah paham bagaimana Islam bisa hadir di bumi Nusantara kita? Sebenarnya, saluran masuknya ajaran Islam ke Nusantara, tidak hanya melalui jalur perdagangan dan dakwah saja. Tapi, bisa juga melalui pendidikan, perkawinan, dan kesenian.

Masuknya Islam ke Indonesia juga banyak mempengaruhi kebudayaan kita, ya. Mulai dari bidang bahasa, sastra, seni, bahkan penanggalan. Nah, teman-teman, selain mempelajari 4 teori masuknya Islam ke Nusantara, kamu juga bisa belajar materi Sejarah lainnya melalui video animasi di ruangbelajar. Pastinya, dengan menggunakan aplikasi belajar, kamu bisa menghemat waktu dan bisa belajar dengan lebih efektif. Cobain, yuk!

IDN CTA Blog ruangbelajar for desktop Ruangguru

Referensi:

Anwar, I.C. 2022. 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya [Daring]. Tautan: https://tirto.id/4-teori-masuknya-islam-ke-indonesia-sejarah-dan-penjelasannya-f8pm (Diakses pada 18 April 2023)

Yuk, Kenali Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia [Daring]. Tautan: https://mediaindonesia.com/humaniora/431871/yuk-kenali-sejarah-teori-masuknya-islam-ke-indonesia (Diakses pada 18 April 2023)

Teori Gujarat, Teori Persia, Teori Cina, Teori Arab [Daring]. Tautan: https://an-nur.ac.id/teori-gujarat-teori-arab-teori-persia-teori-china/4/ (Diakses pada 18 April 2023)

Seno Aji