5 Dampak Orang Tua Selalu Bermain Gadget Saat Bersama Anak

dampak-orang-tua-selalu-bermain-gadget-saat-bersama-anak

Apa saja dampak orang tua yang selalu bermain gadget saat bersama anak? Mari simak informasi lengkapnya di artikel ini!

Apakah Anda selalu menggunakan gadget ketika sedang mengasuh atau bermain bersama anak? Perilaku ini dikenal dengan istilah technoference dan bisa menjadi masalah bagi pertumbuhan anak. Sebab, orang tua hadir secara fisik bagi anak, tetapi tidak secara emosional.

Selain itu, anak pun menyerap apa yang mereka lihat. Mereka belajar dan membentuk relasi berdasarkan perilaku orang tua kepada mereka. Jadi, orang tua yang terbiasa menggunakan gadget saat bersama anak bisa memberikan dampak buruk, baik bagi anak maupun hubungan anak-orang tua. Yuk, cari tahu 5 dampak bagi anak jika orang tua selalu bermain gadget saat bersama mereka.

1. Anak memiliki risiko gangguan pada perilakunya

orang tua bermain gadget

Anak akan mencari cara untuk mendapatkan perhatian orang tua (Sumber: masterfile.com)

Akibat orang tua lebih memperhatikan gadget-nya dibanding sang anak, maka anak pun akan melakukan segala cara untuk menarik dan mendapatkan perhatian orang tua. Mulai dari tantrum, berteriak, menangis, sampai berperilaku hiperaktif. Nah, perilaku anak yang terus-menerus seperti ini akan menjadi kebiasaannya hingga dewasa nanti.

2. Anak memiliki daya fokus yang rendah

Keterlibatan orang tua yang rendah sewaktu bermain bersama anak, karena terganggu dengan gadget, bisa mempengaruhi daya fokus anak. Menurut beberapa penelitian, anak bisa memiliki daya fokus empat kali lebih rendah daripada anak yang ditemani bermain oleh orang tuanya. Daya fokus ini nantinya berpengaruh pada kemampuan belajar anak di sekolah lho.

3. Anak merasa diabaikan oleh orang tua

Dengan bermain gadget saat mengasuh anak, mereka mungkin saja merasa diabaikan dan tidak disayang oleh orang tua. Perasaan tersebut bahkan bisa memengaruhi pertumbuhan volume otak anak. Anak yang sering merasa diabaikan orang tuanya memiliki volume otak yang lebih kecil daripada anak yang selalu ditemani bermain oleh orang tuanya. Selain itu, membuat anak merasa diabaikan bisa berlanjut pada dampak lainnya, yaitu hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anak.

4. Anak bisa mengalami hal-hal fatal

Seorang anak belum bisa membedakan mana hal yang berbahaya baginya dan mana yang tidak. Oleh karena itu, ia mungkin saja melakukan permainan yang berbahaya dan orang tua tak akan mencegahnya, atau bahkan menyadarinya, bila sibuk bermain gadget. Hal ini bisa berakibat fatal bagi anak dan pertumbuhannya, seperti memar di bagian tubuh tertentu, luka dalam, atau patah tulang.

5. Hubungan anak dan orang tua kurang erat

orang tua bermain gadget

Anak jadi membuat jarak dalam hubungannya dengan orang tua (Sumber: huffingtonpost.ca)

Interaksi tatap muka langsung antara anak dan orang tua adalah tahap pembelajaran awal yang penting bagi anak. Mereka mengamati cara orang tua berkomunikasi dan bagaimana ekspresi wajah orang tua. Dalam perkembangan anak di tahap berikutnya, interaksi juga berfungsi untuk berbicara dan berdiskusi dengan anak. Kalau interaksi ini dikurangi atau ditiadakan, sebab orang tua lebih sering menggunakan gadget ketimbang bermain dengan anak, maka bisa merusak hubungan anak dan orang tua. Anak mungkin akan membuat jarak dengan orang tua, sedangkan orang tua pun tidak menyadari adanya jarak tersebut sehingga sulit memperbaiki hubungan.

Hubungan anak-orang tua penting untuk dirajut dengan baik sejak usia dini, karena hubungan itu bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Jadi, Anda perlu memperhatikan penggunaan gadget ya ketika sedang bersama anak. Jangan sampai lupa memberikan perhatian dan kasih sayang cukup untuk anak.

Saat nanti anak Anda sudah bisa menggunakan gadget, Anda bisa menemaninya bermain gadget dengan batasan waktu tertentu. Anda bisa mengenalkan ruangbelajar pada anak-anak. Di aplikasi ini, anak akan mendapatkan video pembelajaran beranimasi, latihan soal, rangkuman, dan infografis. Ayo segera daftar!

ruangbelajar

Andrea Lidwina