Belajar Cara Menganalisis Puisi Kontemporer | Bahasa Indonesia Kelas 12

cara menganalisis puisi kontemporer

Teman-teman, yuk kita belajar cara menganalisis puisi kontemporer lewat artikel berikut ini!

Sebelumnya kita sudah belajar tentang apa yang dimaksud dengan puisi kontemporer beserta jenis-jenisnya. Nah kali ini, kita akan mencoba untuk menganalisis puisi kontemporer. Menganalisis puisi memang tidak mudah, karena pada dasarnya, seperti yang diucapkan oleh Sapardi Djoko Damono bahwa puisi adalah “bilang begini maksudnya begitu”. Apalagi puisi kontemporer, yakni puisi kekinian yang berusaha untuk mendobrak gaya penulisan puisi konvensional. Tentunya diperlukan kejelian untuk memahaminya.

Akibat sifat puisi yang berkata begini, maksudnya begitu, puisi bisa memiliki banyak tafsiran atau makna. Hal ini sebenarnya boleh-boleh saja, malah semakin banyak interpretasi dari suatu puisi semakin bagus pula puisi tersebut.

Puisi yang baik pasti memiliki makna walaupun dalam arti yang berbeda-beda. Seperti contohnya puisi dari Sutardji Calzoum Bachri yang menampilkan kata-kata tanpa makna pada puisi yang berjudul “Tragedi Winka dan Sihka”. Namun, ia masih tetap berorientasi kepada makna dalam membawa suasana.

unsur-unsur puisi

 

Tragedi Winka dan Sihka (Karya: Sutardji Calzoum Bachri, 1983)

kawin

           kawin

                      kawin

                                kawin

                                           kawin

                                                     ka

                                               win

                                          ka

                                    win

                                ka

                           win

                       ka

                 win

             ka

       win

 ka

      winka

               winka

                         winka

                                  sihka

                                           sihka

                                                    sihka

                                                             sih

                                                         ka

                                                    sih

                                                 ka

                                            sih

                                         ka

                                   sih

                                ka

                            sih

                        ka

                            sih

                                 sih

                                      sih

                                           sih

                                                sih

                                                     sih

                                                          ka

                                                            Ku

unsur puisi kontemporer

 

Analisis Puisi Tragedi Winka dan Sihka

Meskipun makna puisi tersebut tidak diungkapkan, bentuk fisik puisi di atas membentuk makna. Puisi di atas merupakan tragedi. Pembalikan kata /kawin/ menjadi /winka/ dan /kasih/ menjadi /sihka/ mengandung makna bahwa perkawinan antara suami istri itu akan berantakan dan kasih antara suami dan isteri sudah berbalik menjadi kebencian.

Baris-baris puisi yang membentuk zig-zag mengandung makna terjadinya lika-liku dalam perjalanan perkawinan itu. Pada baris ketujuh kata /kawin/ berjalan mundur. Hal ini mengandung makna bahwa cinta dalam perkawinan yang tadinya besar, berubah menjadi semakin lama semakin mengecil. Pada baris ke-15 kata /kawin/ berubah menjadi /winka/, ini berarti percek-cokan dan perpisahan sudah sering terjadi sehingga kata /kasih/ berubah menjadi /sihka/, artinya kasih itu berubah menjadi kebencian. Pada baris ke-22 kasih itu mundur sekali, sampai akhirnya tinggal kasih sebelah saja, yakni tinggal /sih/ . Pada akhir puisi ini kawin dan kasih itu menjadi kaku atau mati. /Ku/ diawali dengan huruf kapital menyatakan bahwa mereka kembali kepada Tuhan.

Contoh Soal

Bacalah puisi di bawah ini untuk menjawab soal 1.

Sepisaupi
(Sutardji Calzum Bachri)

 Sepisau luka sepisau duri
 Sepikul dosa sepukau sepi
 Sepisau duka serisau diri
 Sepisau sepi sepisau nyanyi

 Sepisaupa sepisaupi
 Sepisanya sepikau sepi
 Sepisaupa sepisapi

 Sepisaupa sepisaupi
 Sepisaupa sepisaupi
 Sepisaupa sepisaupi
 Sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi

Soal 1 (Soal UN 2016)

Ciri paling dominan yang terdapat dalam puisi kontemporer tersebut adalah…

  1. Keberadaan wujud bait yang digunakan penyair
  2. Penggunaan sImbol-simbol pengganti sesuatu yang dimaksudkan
  3. Mengungkapkan keadaan sebenarnya secara gambling
  4. Ketidaklaziman penggunaan pasangan kata
  5. Percampuradukan bahasa resmi dengan bahasa sehari-hari

Jawaban: D

Pembahasan: Puisi tersebut termasuk jenis puisi kontemporer. Karakteristik puisi kontemporer adalah bebas tidak ada aturan, sesuai dengan keinginan penyair. Dalam hal ini penyair bebas bermain diksi, bebas dalam tipografi, bebas menggunakan lambang/simbol. Terkait dengan ciri paling dominan pada puisi tersebut adalah bebas bermain diksi, yaitu ketidaklaziman menggunakan pasangan kata.

Itulah tadi salah satu contoh analisis puisi kontemporer karya Sutradji Calzum Bachri. Setiap puisi tentu mempunyai makna yang ingin disampaikan oleh penulisnya Squad. Kamu sudah pernah mempraktikkan membuat puisi kontemporer, belum? Kalau belum, sudah siap dong untuk mencoba? Jika kalian masih mengalami kesulitan, bisa langsung tonton video di ruangbelajar, tentunya bersama tutor yang berpengalaman!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi
Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Artikel diperbarui 3 Desember 2020

Shabrina Alfari

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Hope my writing finds you well and help you learn a thing or two! :D