Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan & Fakta di Balik Peristiwa Pembacaannya

isi teks proklamasi kemerdekaan

Tahu nggak sih, saat pembacaan isi teks proklamasi kemerdekaan RI 1945, terdapat beberapa fakta menarik di baliknya. Wah, apa saja, ya? Yuk, ketahui di artikel ini!

 

Bertepatan pada hari ini, 78 tahun yang lalu tanggal 17 Agustus tahun 1945 merupakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini ditandai dengan pembacaan teks Proklamasi oleh Ir. Soekarno di kediamannya Jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Seperti yang kita semua tahu, butuh waktu, kerja keras, pengorbanan, dan perjuangan para pahlawan untuk bisa sampai di momen ini. Bermula dari dibentuknya BPUPKI, kemudian berganti menjadi PPKI, adanya perdebatan antara golongan tua dan muda, sampai akhirnya bendera merah putih pun dapat dikibarkan.

Hmm, tentunya, sebagai warga negara Indonesia yang baik, pasti kamu sudah tahu dong sejarah tentang kemerdekaan Indonesia. Tapi, tahukah kamu bahwa ada beberapa fakta seru saat detik-detik hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia? Eh, sebentar, biar makin semangat, kita nyanyi dulu, yuk!

Gimana? Makin semangat kan? Cus lanjut. Dirangkum dari beberapa sumber, berikut beberapa fakta seru detik-detik pembacaan isi teks proklamasi di hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

 

1. Presiden Soekarno sedang Sakit saat Pembacaan Teks Proklamasi

 

Pembacaan teks proklamasi

Soekarno membacakan teks proklamasi (sumber: youtube.com)

 

Siapa nih, yang kalo jadi pengisi sebuah acara, siap-siapnya bisa sampai lima jam sebelum acara tersebut dimulai? Saking gugupnya, jadi siap-siap lebih awal, ya? Enggak apa-apa, bagus kok itu. Kamu jadi punya banyak waktu untuk menenangkan diri dan mengecek ulang agenda kegiatan yang sudah direncanakan.

Tapi tahu nggak, sih? Ternyata, presiden pertama kita, dua jam sebelum pembacaan teks proklamasi dilaksanakan, beliau masih tertidur pulas. Bahkan, hampir saja tidak menghadiri acara sakral tersebut, lho. Eitsss.. jangan salah. Ini karena beliau tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tapi juga sedang berjuang melawan penyakitnya.

Pada saat itu, Soekarno terkena gejala Malaria Tertiana yang mengakibatkan suhu badannya tinggi. Ia sempat mengeluh, “pating greges” (badan linu karena demam) kepada dokter pribadinya ketika dibangunkan.

Tapi setelah mendapatkan sedikit perawatan, beliau bangun pukul 09.00 pagi dan membacakan teks proklamasi pukul 10.00 bersama Moh. Hatta. Meskipun setelahnya, Soekarno harus tergopoh-gopoh kembali ke kamar tidurnya untuk kembali beristirahat.

Hebat ya presiden pertama kita. Itulah salah satu contoh dari Soekarno yang patut kita turuti. Meskipun sakit, kita tetap berusaha maksimal untuk menuntaskan apa yang sudah kita rencanakan. Tapi awas lho, meskipun demikian, jangan sampe pingsan. Nanti siapa yang mau gotongin kamu ke kamar tidur? Hihihihihi

Baca Juga: 3 Tokoh Pengibar Sang Saka Merah Putih saat Kemerdekaan Indonesia 1945

 

2. Teks Proklamasi Klad dan Otentik

 

teks proklamasi asli

Teks Proklamasi (sumber: pinterest.com)

 

Faktanya, teks proklamasi yang dibacakan oleh Presiden Soekarno ada dua versi, yaitu teks proklamasi klad dan otentik. Teks proklamasi klad merupakan tulisan tangan Soekarno dan hasil gubahan (karangan) Mohammad Hatta, serta Achmad Soebardjo.

Nah, kalau teks proklamasi otentik merupakan teks yang sudah mengalami perubahan hasil ketikan Sayuti Melik. Coba lihat isi teks proklamasi di bawah ini ya.

teks proklamasi`

 

3. Arti Tahun ‘05 dalam Teks Proklamasi

 

arti tahun 05 pada teks proklamasi

Tahun ‘05 pada teks proklamasi (sumber: moeslimchoice.com)

 

Nah, buat kamu yang membaca dengan seksama gambar di atas, pasti menemukan hal yang janggal, deh. Apa coba? Yoi, tahun yang tertulis pada kedua teks Proklamasi yaitu tahun ‘05’.

Hmm, kamu sadar nggak, saat Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, di bagian akhir teks beliau mengucapkan “Jakarta, 17 Agustus 1945”. Kok beda sama teks proklamasi, ya? Hmm.. apakah Presiden Soekarno yang salah menulis atau Sayuti Melik yang salah ketik, nih?

Eng.. ing.. eng.. Ternyata, nggak ada yang salah, kok!

Pada tahun 1945, Indonesia berada di bawah kependudukan Jepang. Saat itu, Indonesia menggunakan kalender Kaisar Jimmu (kalender Jepang). Nah, tahun 1 kalender Kaisar Jimmu lebih awal 660 tahun daripada Masehi (kalender Gregorian), sehingga tahun Jepang berdasarkan kalender Kaisar Jimmu dihitung dengan menambahkan 660 pada angka tahun Masehi.

Tahun 1945 kalender Gregorian sama dengan tahun 2605. Jadi, tahun ‘05 yang tertulis di teks proklamasi merupakan kependekan dari angka ‘tahun 2605’.

Baca Juga: Perumusan dan Pembacaan Teks Proklamasi Hingga Momen Kemerdekaan

 

4. Rekaman Suara Pembacaan Teks Proklamasi

 

rekaman pembacaan teks proklamasi

Bung Karno sedang Berpidato (sumber: idntimes.com)

 

Kamu tau nggak, ternyata rekaman pembacaan teks yang baru saja kamu lihat itu tidak diambil secara langsung, lho. Pada saat itu, teknologi di Indonesia belum secanggih saat ini, jadi belum bisa mengambil video atau rekaman suara.

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hanya diabadikan dalam bentuk foto saja. Hmm, lalu suara siapa dong yang membaca teks proklamasi tersebut?

Rekaman suara seseorang yang sedang membaca teks proklamasi yang biasa kamu dengar di beberapa tempat bersejarah, seperti museum atau monas memang suara asli Presiden Soekarno. Akan tetapi, suara yang diperdengarkan bukanlah suara yang diambil pada tahun 1945.

Faktanya, rekaman suara asli Presiden Soekarno yang membacakan teks proklamasi merupakan suara yang direkam pada tahun 1951 di studio Radio Republik Indonesia (RRI) yang saat ini bertempat di Jalan Merdeka Barat 4-5, Jakarta Pusat. Perekaman suara tersebut disarankan oleh Jusuf Ronodipuro, salah satu pendiri RRI.

 

5. Sejarah Bendera Merah Putih

 

Pengibaran Bendera Merah Putih

Pengibaran Bendera Pusaka (sumber: republika.com)

 

Kamu pernah denger nggak, informasi tentang kain bendera merah putih yang katanya tuh terbuat dari kain seprai dan kain tenda warung soto? Hmm.. Informasi ini masih simpang siur, nih.

Dilansir dari buku Fatmawati, Catatan Kecil Bersama Bung Karno, Volume 1 (1978), beliau menjelaskan bahwa kain untuk Bendera Pusaka tersebut ia dapat dari pemberian Chairul Basri, seorang perwira Jepang.

Kain itu diperoleh dari sebuah gudang Jepang yang berada di daerah Pintu Air Jakarta Pusat, di depan bioskop Capitol. Kemudian, Chairul diminta untuk mengambil kain itu dan memberikannya ke Fatmawati.

Jadi kamu harus hati-hati ya ketika membaca sejarah. Bisa-bisa malah mengarahkan kamu ke informasi yang salah seperti cerita di atas. Bisa bahaya nih nanti.

Bagaimana? Kira-kira dari lima fakta di atas, mana fakta yang baru kamu tau? Keren ya, ternyata di balik perjuangan kemerdekaan Indonesia terdapat berbagai cerita menarik. Nah, sebagai warga negara yang baik, kita harus terus mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita. Tapi, kalau masih duduk di bangku sekolah, memangnya bisa?

Tentu saja bisa! Kamu hanya perlu menjadi murid yang haus akan ilmu dan tidak pernah mau berhenti belajar. Kamu bisa membuat jadwal belajar di luar sekolah agar kamu makin kaya pengetahuan. Kamu juga bisa menggunakan berbagai media pembelajaran agar tidak bosan, salah satunya adalah ruangbelajar, di dalamnya terdapat ribuan video animasi pembelajaran.

Jadi, kamu bisa mulai menjadi pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, mulai dari belajar.

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Artikel ini telah diperbarui pada 17 Agustus 2023.

Nurul Hidayah