Bukan Cuma Janji, Ingatan  Palsu Juga Ada, Lho! Gimana Tuh?

ingatan palsu

Artikel ini menjelaskan bagaimana kita bisa saja memiliki ingatan palsu, juga bagaimana ingatan bisa dimanipulasi

Biarkan tulisan ini dibuka dengan kalimat: “Aku ngomong kayak gini cuma ke kamu aja kok”. Kalimat yang biasanya diutarakan cowok-cowok abg labil kepada gebetannya. Sewaktu baru jadian, si cowok bilang, “Kita bakalan sama-sama terus ya”, yang bikin kita cengar-cengir dan geer sendiri. Eh, pulang sekolah malah ngomong, “Sori ya. Aku pengin mabar.”

Sama-sama terus dari Hongkong.

Ya, kita sadar betapa sakitnya diberikan janji-janji palsu kayak gitu. Saking banyaknya janji palsu yang telah diwariskan turun-temurun, cewek-cewek kini menjadi lebih waspada dan memilih untuk aku screenshot chat-nya supaya suatu saat bisa nih liat lo ngomong apa kemaren?!

“Kata kamu pas kita tiga bulanan mau ke Dufan? Berarti weekend ini dong!

“Kapan aku ngomong gitu?”

“NIH LIAT!!” lalu si cewek nunjukin screenshot chat-nya yang dikirim 324 hari yang lalu. Si cewek pun tersenyum penuh kemenangan.

Sungguh berbahaya sekali jurus ini.

Terkadang, sadar memiliki kemampuan pembunuh seperti ini, cewek jadi suka mancing-mancing cowoknya untuk membuat janji di masa depan.

“Sayang, 78 hari lagi kakaknya sepupu aku ulang tahun…”

“Terus?”

“Kita bikinin candi yuk?”

“SUDAH GILA ANDA YA?!”

“Yah, kan, masih lama ini. Bisa lah ya ya ya ya?”

“O-oke.”

*jepret* *chat pun di-screenshot*

77 hari kemudian..

“Sayang, candinya udah kamu bangun?”

“Candi?”

“Iya, 77 hari yang lalu kamu udah janji lho.”

LALU SI CEWEK NGELUARIN SCREENSHOT.

LALU SI COWOK TAUBAT DAN MEMILIH JADI PENDETA SELAMANYA.

Tapi, biar bagaimana pun juga, screenshot memang berguna. Tanpa adanya senjata ini, pasti banyak cewek yang menjadi korban dari janji palsu. Rasa sakit akibat mendapat janji yang diingkari itu akan bertahan lama dan menjadi ingatan yang kelam.

Masalahnya, ada tipe cowok yang memang sengaja menebar benih-benih janji palsu, dan ada yang emang lupa aja sama yang pernah dia bilang. Jangankan lupa sama janjinya kepada kekasih tercinta, kadang baju yang mau dicuci aja lupa dan malah jadi apek karena direndem seharian. Sad. 🙁

Karena seperti yang kita tahu, ingatan bisa saja hilang… atau bahkan palsu (?).

Ngomongin ingatan palsu, mari kita main kuis kecil-kecilan. Sejauh mana ingatanmu di masa kecil? Apakah masa di mana kamu baru masuk sekolah? Atau sewaktu kamu minum susu ngedot dari botol? Atau bahkan, kamu ingat masa-masa kamu di dalam rahim, lalu lehernya kelilit tali pusar sendiri?

 

 

Kalau kamu ingat kejadian di umur 2 tahun, berarti kamu sama dengan 2.487 orang yang diteliti oleh Shazia Akhtar dari Universitas London. Jumlah itu sama kayak 40% total responden, lho! Ngerasa keren? Eits, bentar dulu. Banyak bukan berarti benar.

Menurut Julian Shaw, penulis buku Memory Illusion, dalam wawancaranya kepada Vice melalui Menanamkan Ingatan Palsu Betulan Bisa Dilakukan Lho, Bukan Cuma di Fiksi, “Sebelum mencapai umur dua setengah tahun, otak manusia belum memiliki kemampuan penuh untuk menyimpan ingatan. Fenomena ini disebut amnesia pada anak.”

Itu artinya, ingatan kamu di sebelum umur dua setengah tahun palsu.

Apa yang kamu ingat, sebetulnya nggak pernah terjadi.

Pertanyaannya: kenapa bisa begitu?

jenis-jenis ingatan

Ada banyak penelitian yang membahas tentang ingatan palsu. Sebuah penelitian tahun 2000-an pernah mencoba memberikan empat foto masa kecil seseorang. Tiga di antaranya foto asli, dan satu adalah foto rekayasa hasil photoshop.

Lalu, sang peneliti meminta orang tersebut untuk menceritakan apa yang ada di dalam foto.

Lucunya, 50% responden “mengingat” kejadian dari foto hasil rekayasa. Entah dia jawab benar atau “Nah iya! Gue emang pas kecil main sama dia!” waktu ditunjukin fotonya sebelahan sama Selena Gomez… lagi nangkep kecebong. Intinya, ia mengingat kejadian yang tidak pernah ada.

Baca juga: Membedah Kasus Pencurian Data: Masih Bisa Kah Kita Menyimpan Rahasia?

Penelitian lain di tahun 2011 juga pernah melakukan hal serupa. Beberapa orang dihadapkan dengan judul-judul berita tentang peristiwa besar di masa lalu. Mereka pun diminta menjelaskan ulang peristiwa itu.

Lagi-lagi, banyak yang menceritakan tentang peristiwa… yang headline-nya dibuat secara asal alias ngibul. Lagi-lagi, mereka mengingat kejadian yang tidak pernah ada.

julian shaw sumber viceJulian Shaw (Sumber: vice.co.id)

 

Ini mungkin ada kaitannya dengan ketidakmampuan manusia membedakan mana yang imajinasi dan mana yang ingatan sesungguhnya. Julian Shaw bahkan mengatakan dengan gampang cara untuk meretas ingatan: “Buat mereka terus membayangkan bahwa sesuatu benar-benar terjadi.”

Misalnya, kita pengin bikin seseorang inget kalau di masa kecilnya, dia pernah melorotin celana tetangganya sampai nyebur. Kita bisa mulai dengan bilang, “Kata bokap lo, pas kecil lo emang nggak akur sama dia (si korban)!” lalu cecar terus dia dengan bukti bahwa dia adalah orang yang jahil. Sebut nama tetangganya yang lain, yang menjadi korban kejahilannya. Beritahu kondisi fisik kolam ikan itu. Lalu, kata Shaw, teknik selanjutnya adalah membongkar lapisan demi lapisan (kegiatan yang pernah dimainkan bersama temannya sewaktu kecil, nama kakaknya, si korban yang tidak keluar rumah selama beberapa hari) sambil terus memaksa dia membayangkan bahwa dia benar-benar pernah melorotin celana tetangganya sampai nyebur.

Dengan ini lah, kata Shaw, kita bisa “memasukkan” ingatan palsu ke orang lain.

Saat ini, para ilmuwan bahkan telah mengetahui di mana posisi “ingatan” disimpan di dalam otak. Dan karena mereka udah tahu letaknya, permainan pun berubah lebih jauh: dari pemahaman soal manusia yang membuat ingatan palsu, menjadi manipulasi ingatan.

engram tempat menyimpan ingatan

Dalam sebuah penelitian, ilmuwan berhasil menggunakan optogenetik (teknik menggunakan cahaya yang bisa mengaktifkan/menonaktifkan bagian engram tertentu). Hal ini, tentu aja diuji coba dengan tikus. Percobaannya gini: si ilmuwan memasukkan tikus ke kandang, lalu ngebuat si tikus punya “ingatan akan rasa nyaman dan bahagia”.

Sesudahnya, si tikus dipindahkan ke kandang berlistrik. Di saat yang bersamaan, ilmuwan juga menstimulasi neuron yang menyimpan ingatan tentang rasa aman.

penelitian menghapus ingatan tikus

Kemudian, si tikus dikembalikan ke kandang awal. Bukannya seneng karena balik ke kandang yang enak, respon si tikus malah diam aja, menunjukkan bahwa dia ketakutan. Ini berarti, ilmuwan telah berhasil memindahkan rasa sakit dari kandang listrik ke ingatan akan rasa nyaman di otak si tikus.

Dengan bahasa yang lebih sederhana, ilmuwan telah berhasil menghilangkan ingatan tentang rasa nyaman saat berada di kandang yang aman. Well, saat ini para peneliti memang baru bisa melakukan hal ini ke tikus aja, tapi bukan tidak mungkin di masa depan dilakukan terhadap manusia.

Dan ketika waktunya tiba, lalu kita terlalu capek membuktikan janji-janji palsu dari orang yang bikin kita patah hati, mungkin kita bisa melakukan ini: menghilangkan saja ingatan tentang patah hatinya.

Gimana? Sekarang udah tahu, kan, kalau ternyata ada ingatan palsu di kepala kita. Bahkan, ingatan mulai bisa dimanipulasi dengan berbagai cara. Agak seram, tapi juga seru dari sisi ilmu pengetahuan. Nah, kalau kamu ingin dapat ilmu pengetahuan yang dalam kayak gini di pelajaran sekolahmu, tonton aja di ruangbelajar!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

 

Kresnoadi