Ingin Menjadi Guru Teladan? Hindari 7 Kesalahan Ini!

Menjadi seorang guru memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi para siswanya. Sayangnya, di dalam proses belajar mengajar, guru sering kali tidak sadar telah melakukan beberapa kesalahan. Hal ini tentunya bisa berdampak buruk bagi para siswa. Agar bisa menjadi contoh yang baik atau guru teladan bagi para siswanya, sebaiknya seorang guru menghindari beberapa kesalahan ini dalam mengajar.

Monoton 

Bapak/Ibu pernah menemukan siswa yang terlihat kurang bersemangat saat kegiatan belajar mengajar? Atau bahkan sampai ada siswa yang tertidur di dalam ruang kelas?

Belajar berkelompok
Foto: www.circle-space.org

 

Mungkin selama ini Bapak/Ibu selalu menerapkan metode belajar mengajar yang monoton, seperti mengajar secara satu arah. Ada baiknya sesekali Bapak/Ibu menggunakan metode belajar mengajar yang berbeda dari biasanya. Sebagai variasi, Bapak/Ibu bisa mencoba berdiskusi dengan para siswa, belajar di luar kelas, atau membentuk kursi di dalam kelas menjadi lingkaran besar, lho.

 

Destruktif

Setiap siswa pasti pernah melakukan suatu kesalahan. Itu adalah bagian dari proses pembelajaran. Ketika hal ini terjadi, sebaiknya Bapak/Ibu jangan langsung memberikan komentar negatif. Telusuri lebih dulu apa penyebab siswa tersebut melakukan kesalahan. Kemudian, nasihati mereka dengan menggunakan kata-kata yang positif.

Menulis di papan tulis Foto: angryprofessor
 

Hal ini penting untuk membangkitkan kepercayaan diri para siswa. Jika Bapak/Ibu sering mengeluarkan kata-kata negatif, siswa bisa saja menjadi merasa tidak berguna dan malas untuk menjadi lebih berkembang. Sebagai contoh sosok yang menerapkan hal ini adalah Mr.Kobayashi.

 

Diskriminatif

Masing-masing siswa pasti memiliki latar belakang, kemampuan, dan karakter yang berbeda-beda. Banyaknya jumlah siswa yang diajar oleh seorang guru, membuat guru seringkali menyamaratakan semua siswanya. Padahal, tindakan tersebut bisa dibilang kurang adil. Tindakan diskriminatif biasanya dilakukan para guru pada saat proses penilaian. Tak jarang beberapa guru memberikan nilai yang lebih tinggi keapada siswa yang disukai, begitu juga sebaliknya. Diskriminatif pada proses penilaian bisa saja menghambat perkembangan para siswa. Proses penilaian adalah sebuah upaya untuk menghargai para siswa sesuai dengan usaha yang dilakukannya. Oleh karena itu, proses penilaian ini sebaiknya dilakukan secara adil dan sungguh-sungguh.

 

Memaksa

 

Guru galak
Foto: diginomica.com
 

Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh para guru yang memanfaatkan “pekerjaan sampingan” untuk mendapat penghasilan tambahan. Hal itu tentunya sah-sah saja asalkan pekerjaan tersebut tidak memanfaatkan para siswa sebagai objeknya. Di Indonesia sendiri, ada beberapa guru yang suka memaksakan para siswanya untuk membeli buku pelajaran tertentu. Selain itu, mengikuti pelajaran tambahan berbayar pada guru tersebut agar nilai mereka bagus. Padahal, tidak semua siswa berasal dari keluarga yang berkecukupan. Bahkan, di Kota Garut sampai ada seorang siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu bunuh diri karena dipaksa gurunya untuk membeli alat-alat pelajaran. Sekadar merekomendasikan alat pendukung belajar kepada para siswa boleh saja Bapak/Ibu lakukan, tetapi sebaiknya jangan sampai memaksa mereka juga ya.

 

Persiapan 

Ini adalah kesalahan yang sangat penting untuk Bapak/Ibu hindari. Mengapa? Jika kurang persiapan saat mengajar, Bapak/Ibu tentunya menjadi kurang menguasai materi. Bagaimana bisa menghasilkan siswa yang berkualitas jika guru sendiri tidak menguasai materi dengan baik? Bukankah segala sesuatu yang baik harus dimulai dari diri sendiri? ☺

 

Time Management 

 

Ilustrasi time management Foto: linkedin 
 

Kebiasaan yang susah dihindari oleh kebanyakan orang Indonesia adalah terlambat. Guru sebagai contoh bagi para siswa, sebaiknya hindari datang terlambat. Selain karena memberikan contoh yang tidak baik, siswa pun akan menjadi kurang respect kepada Bapak/Ibu. Dengan menjadi pribadi yang tepat waktu artinya Bapak/Ibu juga telah menghargai usaha para siswa yang sudah semangat untuk belajar.

 

Gagap Teknologi Gaptek

Di era digital seperti sekarang ini, sebaiknya guru mulai “melek” terhadap teknologi. Jangan sampai para siswa lebih pintar menggunakan teknologi dibanding gurunya. Teknologi bisa mempermudah Bapak/Ibu dalam mepersiapkan dan menyampaikan bahan ajaran lho. Sebagai metode belajar masa kini, Bapak/Ibu juga bisa menggunakan aplikasi mobile Ruangguru untuk berkomunikasi tentang pelajaran secara langsung dengan para siswa.

Quote tentang guru Foto: quotesgram.com
 

Demikianlah kesalahan-kesalahan yang perlu dihindari oleh guru saat mengajar. Semoga bermanfaat bagi Bapak/Ibu Guru sekalian yang ingin menjadi guru teladan! Selain mengajar di kelas, guru bisa loh menjadi guru privat di Ruangguru dan datang ke rumah siswa. Jangan lupa untuk merekomendasikan ruangles ke siswa anda ya! ☺

IDN CTA Blog ruangles-1 Ruangguru

Ruangguru