Sleep Paralysis, Inilah yang Menyebabkan Kita Ketindihan saat Tidur

Ketindihan atau sleep paralysis

Artikel ini mengupas fenomena ketindihan saat tidur dan mengapa kita bisa kaget saat tidur, seolah-olah hendak jatuh.

 

Siapa yang pernah ngeliat hantu?

Ketika ngeliat sosok seram entah dengan berbagai bentuk itu, kita pasti refleks jerit dan lari.

Tapi, gimana kalau kita nggak bisa lari?

Di Indonesia, ada satu fenomena yang cukup menyeramkan: ketindihan. Fenomena di mana kita bangun dari tidur, lalu tidak bisa bergerak sama sekali. Menurut penelitian, 20-45% dari kita pernah mengalami kejadian ini satu kali dalam hidup. Kamu sendiri gimana? Apakah pernah ketindihan?

Terus terang, gue pernah.

Ketika itu gue nginep di rumah temen dan lagi capek-capeknya, lalu tidur tengah malam. Begitu bangun dini hari, gue panik karena tidak bisa menggerakan badan sama sekali. Gue hanya bisa bernapas dan tubuh terasa berat. Pas gue liat, di atas badan gue ada semen tiga roda 2 karung. Setan emang temen-temen gue, pada jahil semua.

penyebab bisa ketindihan

Lukisan “The Nightmare” karya John Henry Fuseli

 

Anyway, fenomena ketindihan ini biasanya dikaitkan dengan “setan yang menduduki tubuh kita”. Di Indonesia, biasa disebut dengan rep-repan atau eurep-eurep. Dan iya, ketindihan tidak cuma ada di Indonesia. Masyarakat dari etnis Hmong di Vietnam dan Laos menyebutnya dengan dab tsong. Penduduk Skandinavia, menganggap fenomena ini terjadi karena ada setan cilik “Mare” yang menindih mereka. Beda halnya dengan kepercayaan orang es kimo yang menganggap ketindihan sebagai fenomena roh manusia yang keluar dari tubuh, dan tidak bisa masuk lagi.

Benar atau tidak, ternyata, ketindihan bisa dijelaskan secara ilmiah lho. Dalam istilah ilmiah, ketindihan ini disebut dengan sleep paralysis.

 

Apa Itu Ketindihan atau Sleep Paralysis?

Pertama, kita bisa melakukan analisis iseng-iseng dari kalimat “setan yang menduduki tubuh kita” tadi. Kalimat ini, tentu memengaruhi dan bikin panik banyak orang. Gimana nggak. Ada setan di atas badan kita gitu lho! Mau ngapain coba dia? Ngasih pijet terapi? Kok setan iseng amat nginjek-nginjek kita? Sekejam-kejamnya kita sama setan, nggak pernah kita melakukan hal keji kayak gitu. Paling cuma dimasukin botol sirup. Itu juga bikin manis. Gak pernah ada manusia, ngeliat pocong, lalu pocongnya digulingin dan dilindas pakai motor bebek.

Oh, setan, mengapa engkau begitu kejam pada kami?

Ternyata, secara ilmiah, ketindihan disebut dengan Sleep Paralysis. Sleep Paralysis dapat terjadi ketika mekanisme otak dan tubuh tidak selaras. Selama tidur, ada 4 fase yang kita alami: Tahap 1 NREM (NonRapid Eye Movement), Tahap 2 NREM, Tahap 3 NREM, dan REM.

Fase tidur manusia

 

Nah, seperti yang terlihat pada infografik di atas, seharusnya, dalam tidur, kita melewati semua fase itu. Pernah merasa capek padahal udah cukup tidur? Hal itu dikarenakan kita bangun di tengah-tengah fase tidur ini. Jadi, meskipun udah berasa tidur lama (10 jam, bukan 2 minggu), tapi badan masih berasa capek. Karena, ya, kita tidak terbangun setelah melewati fase ini, tapi di tengah-tengahnya.

 

Penyebab Ketindihan atau Sleep Paralysis

Ketindihan atau Sleep Paralysis akan terjadi karena kita bangun saat berada di tengah fase REM. Fase di mana kita seharusnya asyik bermimpi dan mengistirahatkan otot-otot tubuh.

Menurut Andreas Prasadja, satu-satunya dokter medis ahli gangguan tidur di Indonesia, sleep paralysis yang kita alami, adalah tanda yang diberikan tubuh bahwa seseorang itu terlalu lelah dan kurang tidur. Sayangnya, masyarakat di Indonesia sering punya pendapat yang salah tentang ini. Banyak yang mengatakan kalau seseorang belum kurang tidur, berarti belum bekerja keras. Kalau belum belajar sampai begadang, berarti belum belajar dengan maksimal. Dianggap malas dan nggak tekun kalau masih jam 10 malam, tapi udah mau tidur. Apalagi, udah waktunya tidur malah main smartphone dulu.

Faktanya, orang yang kurang tidur justru akan menurun produktivitasnya. Sebaliknya, orang yang memperhatikan kualitas tidurnya, adalah orang yang punya langkah cerdas untuk meningkatkan produktivitas. Dengan punya tidur yang cukup, otak akan lebih fresh menerima segala informasi, dibandingkan dengan mereka yang “memaksakan” mengerjakan latihan soal, belajar, mempelajari konsep-konsep baru yang belum dipahami saat ngantuk. Lagian, udah pada tahu, kan, kalau waktu belajar yang efektif itu sebenarnya bukan malam hari?

Liat deh, mereka yang kurang tidur itu. Ketika ada masalah kecil, justru akan lebih “sensi” karena badan dan otaknya udah capek. Keputusan yang diambil pun kadang jadi ngaco karena keburu emosi.

 

Macam-Macam Sleep Paralysis

Ada dua macam sleep paralysis nih yang bisa terjadi pada kamu. Apa aja?

 

1. Hypnopompic sleep paralysis

Kondisi ini terjadi saat tubuh mengira kita masih tidur, padahal kita udah bangun. Tubuh mikirnya kita bermimpi, padahal yang kita liat adalah dunia yang sebenarnya. Makanya, sewaktu ketindihan, kita suka melihat sosok aneh yang, sebetulnya, adalah halusinasi dari mimpi kita sendiri. Sleep Paralysis macam ini, disebut dengan hypnopompic sleep paralysis.

Baca Juga: Kenapa Ada Orang yang Tidurnya Ngorok?

2. Hynagogic sleep paralysis

Di sisi lain, ada yang dinamakan dengan hynagogic sleep paralysis. Fenomena ini terjadi ketika kita udah rileks, otot-otot sudah lemas terlebih dahulu, padahal kita belum masuk fase tidur. Jadi, kesadaran kita masih ada, tapi tubuh merasa “kita sudah tidur”.

 

Hal yang Perlu Dilakukan Saat Mengalami Sleep Paralysis

Ketika kamu mengalami sleep paralyisis, yang perlu kamu lakukan hanya satu: tenang. Jangan dilawan.

Kalau kata anak gaul, lemesin aja shay.

Jangan memaksa untuk menggerakkan badan kamu. Apalagi sampe berontak dan teriak-teriak, “IYA! EMANG AKU YANG SALAH! AKU YANG TERPERANGKAP RAYUANNYA?!”

Well, kalau begitu, apakah kita dapat mengontrol kapan waktu kita bangun? Mengapa kita terbangun di fase REM yang seharusnya lagi asoy mimpi itu?

 

Cara Mencegah Ketindihan atau Sleep Paralysis

Nggak perlu panik, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah ketindihan atau sleep paralysis saat kamu tidur. Pastikan kamu melakukan semua cara ini sebelum kamu tidur ya. Apa aja caranya? Lihat gambar di bawah.

cara mencegah sleep paralysis atau ketindihan

 

Bahaya Nggak Sih Ketindihan atau Sleep Paralysis Itu?

Lalu, bahaya kah ketindihan itu?

Efek langsung dari ketindihan sebetulnya tidak berbahaya. Tapi, efek lanjutannya yang bahaya. Bayangkan, ketika kamu kurang tidur, lalu kamu memutuskan pergi ke sekolah bawa motor. Ngantuk-ngantuk, nggak bisa konsentrasi karena ngejar materi ulangan. Alhasil, bawa motornya jadi makin nggak fokus. Itu yang bahaya.

Gimana, nggak perlu takut dan bingung lagi kalau ada yang tanya penyebab ketindihan ke kamu deh. Sekarang, kamu nggak perlu maksain belajar sampai begadang kalau bisa belajar di mana aja pake hape. Cobain aja tonton video berbagai pelajaran sekolah kamu, lengkap dengan berbagai animasi lewat ruangbelajar!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Kresnoadi