Perbaikan yang Perlu Dilakukan Ketika Menulis CV Menurut CPO Ruangguru, Iman Usman

Header_-_Wow_Ternyata_-_Menulis_CV_yang_Baik_Versi_Iman_Usman-01-1

Artikel ini membahas tentang kesalahankesalahan yang secara tidak sadar sering dilakukan ketika menulis CV. 

Curriculum vitae atau CV merupakan salah satu lampiran dokumen penting untuk berbagai keperluan. Melampirkan CV menjadi salah satu syarat untuk mendaftar kuliah S2 atau tingkat yang lebih tinggi, beasiswa, kegiatan volunteer, melamar pekerjaan, dan lain sebagainya. CV atau daftar riwayat hidup mencakup data pribadi seseorang, seperti riwayat pendidikan atau pekerjaan dan prestasi yang telah dicapai.

Menulis CV dengan baik dan benar merupakan hal yang cukup membingungkan bagi beberapa orang. Pasalnya, kamu tentu ingin menulis CV yang menarik perhatian perekrut, bukan? Sebenarnya, tidak ada aturan khusus atau standar baku untuk menilai sebuah CV. Hal terpenting yang dapat dilakukan ialah dengan mengurangi penulisan atau pemberian informasi yang tidak terlalu penting. Nah, menurut CPO Ruangguru, Iman Usman, terdapat setidaknya 10 kesalahan paling umum yang sering dilakukan ketika menulis CV. Mari simak artikel di bawah ini.

1. Penulisan spesifik informasi pribadi

menulis CV yang baik menurut Iman UsmanSumber: unimutual.com

Informasi yang perlu dituliskan dalam CV cukup berupa nama, alamat, nomor telepon dan alamat email yang dapat dihubungi. Informasi di luar data tersebut, bersifat opsional, yang berarti dapat dituliskan jika memang diminta secara khusus dalam persyaratan. Sementara itu, informasi pribadi yang spesifik, seperti yang bersifat personal dan mengandung SARA sebaiknya tidak dituliskan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi peluang terjadinya tindakan diskriminatif atau penilaian yang bias terhadap kemampuan dirimu yang sebenarnya.

2. Penilaian subjektif terhadap keahlian yang dimiliki

menulis CV yang baik menurut Iman UsmanSumber: ruimagrocorreia.com

Menuliskan kemampuan atau keahlian khusus pada CV memang dibutuhkan. Penulisan tersebut mencakup pengukuran kemampuan untuk penguasaan software, kemampuan bahasa asing, atau soft skills tertentu. Namun, hal ini perlu dilakukan secara objektif. Sebagai contoh, apabila memang memiliki kemampuan di bidang bahasa asing, maka cantumkanlah hasil tes yang dikeluarkan oleh lembaga bahasa resmi. Jika ingin menuliskan kemampuan yang dimiliki, cukup tanpa perlu memberikan penilaian pribadi di dalamnya. Apabila diminta untuk memberikan bukti kemampuan tersebut, maka berikanlah portofolio terbaik yang bersifat representatif.

3. Mendesain CV secara berlebihan

Hal mendasar yang perlu ditekankan dalam menulis CV adalah penulisan dan susunan yang rapi. Dengan begitu, perekrut akan mendapatkan gambaran jelas tentang riwayat hidup yang dituliskan. Mendesain CV dengan latar warna kontras serta menggunakan font tidak lazim merupakan hal yang tidak disarankan untuk posisi tertentu, seperti bagian finansial, teknik, atau riset. Berbeda dengan sektor industri kreatif yang tidak jarang menuntut kreativitas dari kandidat. Dalam hal ini, umumnya kandidat akan diminta portofolio sebagai pertimbangan dan penilaian kemampuan yang dimiliki.

4. Penulisan akronim yang tidak umum

Memberikan informasi dan gambaran yang jelas tentang riwayat hidup merupakan hal yang perlu dilakukan. Deretan nama organisasi yang pernah diikuti, prestasi yang telah diraih, hingga berbagai pengalaman lainnya perlu dituliskan dengan jelas. Akan tetapi, hindari untuk menulis singkatan tertentu, seperti MUN, JGTC, HIPMI, dan lainnya. Tidak ada jaminan bahwa perekrut dapat mengetahui atau bahkan memahami akronim tersebut, maka dari itu dibutuhkan penjelasan lebih dari sekadar singkatan nama. Akan lebih baik lagi, jika menuliskan informasi secara singkat mengenai acara atau organisasi tersebut.

5. Mencantumkan keseluruhan riwayat pendidikan

menulis CV yang baik menurut Iman Usman

Sumber: youthincmag.com

Kesalahan lain yang sering dilakukan ialah mencantumkan keseluruhan riwayat pendidikan. CV yang ideal berisi maksimal 2 lembar halaman, sehingga tidak memungkinkan untuk mencantumkan keseluruhan informasi. Riwayat pendidikan yang perlu dicantumkan hanya dua pendidikan terakhir, seperti SMA dan S1. Apabila sudah bekerja, maka cukup dengan mencantumkan pendidikan tinggi saja.

6. Melampirkan foto

Seperti halnya dengan informasi pribadi yang bersifat spesifik, melampirkan foto personal merupakan hal opsional. Beberapa profesi atau pekerjaan, seperti model, dan pramugari, memang membutuhkan foto diri. Foto juga sebaiknya dilampirkan dalam dokumen terpisah, tidak dalam CV secara langsung. Hal ini beralasan untuk mengurangi penilaian yang bias.

7. Penulisan riwayat posisi tanpa penjelasan

CV yang ideal mencakup deskripsi pengalaman yang jelas. Tidak hanya menuliskan jabatan, namun juga menjelaskan secara padat tentang tugas serta capaian yang diraih, sebagai contoh:

Finance Manager Project ABC

  • Berhasil melakukan penggalangan dana sebesar Rp100.000.000 hanya dalam waktu dua bulan untuk menyelenggarakan kompetisi sains nasional, 10% di atas target.
  • Menyiapkan laporan keuangan dan mengontrol pengeluaran proyek ABC hingga melakukan penghematan 25% dari anggaran dana. Laporan keuangan dinyatakan lulus audit, tanpa catatan.

8. Tidak menjelaskan jeda waktu

Jeda waktu merupakan hal yang wajar terjadi, terlebih bagi seorang fresh graduate. Kekosongan waktu ini juga dapat terjadi di antara peralihan dari pekerjaan satu dengan lainnya. Namun, apabila jeda waktu yang terjadi cukup lama, yakni lebih dari 6 bulan, hal tersebut akan menjadi pertanyaan yang mungkin diajukan oleh perekrut. Tidak ada salahnya untuk menuliskan kegiatan yang dilakukan selama waktu jeda tersebut, sebagai contoh melakukan kegiatan sosial, training, atau travelling.

9. Kesalahan tata bahasa dan pengejaan yang signifikan

CV menjadi gambaran pertama tentang pribadi seseorang. Kesalahan penulisan kata, frasa, atau kalimat yang terlalu banyak, dapat menimbulkan asumsi bahwa kandidat tidak cukup teliti dan kurang dapat diandalkan. Oleh karena itu, pengecekan kembali dokumen penting sebelum melamar merupakan suatu keharusan. Kamu juga dapat meminta tolong seseorang yang lebih mahir untuk mengecek kembali dokumen tersebut.

10. CV terlalu Panjang

Memiliki pengalaman yang banyak memang merupakan hal yang patut dibanggakan, namun tidak perlu dituliskan semua di CV sehingga memakan banyak halaman. Perekrut tidak memiliki waktu yang banyak untuk membaca CV yang berlembar-lembar. Kamu hanya butuh menuliskan pengalaman yang paling relevan dan bernilai. Namun, sebenarnya poin ini bersifat kontekstual. Apabila diminta untuk menuliskan keseluruhan informasi, maka tuliskanlah. Pada umumnya, CV yang digunakan untuk keperluan bantuan dana penelitian, profesi dosen dan lingkup akademis, membutuhkan CV dengan informasi keseluruhan riwayat hidup kandidat.

 

Nah, sudah paham ‘kan harus menulis CV seperti apa? Semoga kamu dapat menerapkan hal-hal baik yang telah dijelaskan di atas yaa! Mau tahu informasi lain yang bermanfaat seperti ini? Akses konten RG Inspire hanya di ruangbelajar. Yuk buka aplikasi Ruangguru-mu sekarang!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

 

Ruangguru