Sejarah Revolusi Amerika dan Dampaknya pada Dunia | Sejarah Kelas 11

Revolusi Amerika

Bagaimana Revolusi Amerika dapat membuat Amerika berhasil meraih kemerdekaannya? Yuk, simak kisah lengkapnya pada artikel berikut!

The hopeless don’t revolt because revolution is an act of hope.” – Pyotr Kropotkin 

Pernah mendengar kutipan di atas? Kalimat tersebut berarti, orang-orang yang putus asa tidak melakukan revolusi karena revolusi adalah sebuah tindakan percaya bahwa harapan itu masih ada. Nah, melalui Revolusi Amerika, orang-orang Amerika di wilayah koloni percaya bahwa mereka akan benar-benar merdeka dan lepas dari belenggu penjajahan Inggris.

 

Pengertian Revolusi

Apa sih “revolusi” itu? Revolusi berasal dari kata revolvere yang dalam bahasa Latin artinya jungkir balik. Secara istilah, revolusi bisa diartikan sebagai perubahan yang cepat dan mendasar. Jadi bukan cuma cepat ya. Kalau cepat doang tapi tidak mendasar, bukan revolusi berarti.

Eh tapi, perubahan mendasarnya yang seperti apa? Misalnya seperti perubahan tatanan negara dan perubahan sistem sosial yang ada di masyarakat. Nah karena sifat perubahannya mendasar, maka dampaknya juga akan luas. 

Oh ya, sebagai tambahan, revolusi yang sifatnya mengubah negara ataupun sistem sosial di masyarakat, tidak jarang menghadirkan pertumpahan darah lho! Oke, sampai sini bisa dipahami ya.

Nah, pada Revolusi Amerika, perubahan mendasarnya ada di aspek tatanan negara. Lebih tepatnya, ingin membuat wilayah Amerika Serikat yang dulunya merupakan jajahan Inggris menjadi sebuah negara merdeka.

Tak hanya di Amerika, revolusi juga pernah terjadi di negara-negara lain, seperti Prancis, Tiongkok, dan Rusia lho! Akan tetapi, pada artikel ini, kita akan fokus membahas Revolusi Amerika ya!  Yuk simak pembahasannya!

penjelajah yang tercatat sejarah pertama kali mendarat di benua amerika

Baca juga:  Asal Usul dan Kisah Peradaban awal Amerika

 

Penemuan Benua Amerika

Seperti yang umum diketahui, pada mulanya Benua Amerika banyak dihuni oleh suku Indian yang merupakan penduduk asli di sana. Namun, keadaan segera berubah setelah negara api menyerang para penjelajah Eropa menginjakkan kaki di benua ini.

Salah satu hal yang menjadi tonggak bersejarah terkait benua ini terjadi pada 1492, yakni saat Christopher Columbus secara tidak sengaja menemukan Amerika pada misi pelayaran mengitari bumi. Setelah menjelajah, Columbus lalu pulang kembali ke Spanyol, sambil senyum-senyum karena membawa “oleh-oleh” berupa emas serta burung dan tanaman asli untuk menunjukkan kekayaan benua temuannya tersebut.

Berita tentang Columbus dan temuannya kemudian tersebar ke seluruh Eropa. Hal ini membuat kerajaan-kerajaan seperti Spanyol, Inggris, dan Prancis bersaing untuk menguasai  Amerika.

 

Persaingan Menguasai Amerika

Seperti dugaan kita, persaingan menguasai Amerika diselesaikan dengan peperangan. Berikut beberapa peristiwa penting yang terjadi:

 

13 Koloni Inggris di Amerika Bagian Utara

Bentangan wilayah Amerika Utara yang luas menghadirkan satu hal yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi daerah tersebut: Tenaga kerja yang banyak. Negara-negara Eropa kemudian mengizinkan warga negaranya untuk bermigrasi menuju Amerika.

Bak gayung bersambut, peluang ini ternyata disambut baik oleh warga Eropa untuk memulai kehidupan baru di Amerika. Antusiasme tersebut cukup beralasan yakni terkait:

  • Faktor ekonomi, untuk mencari peruntungan ekonomi yang lebih baik dari negara asalnya.
  • Faktor politik, agar meningkatkan taraf kehidupan yang sebelumnya mengalami penindasan politik di negara asalnya.
  • Faktor agama, agar mendapat kebebasan menjalankan ibadah atau beragama di Amerika.

Salah satu negara Eropa yang banyak mengirimkan warganya dan membentuk koloni ialah Inggris. Kolonisasi Inggris mulai intensif dilakukan pada periode berkuasa Raja James I yang bertahta pada tahun 1603-1625.

Faktor utama dukungan pemerintah Inggris untuk melakukan kolonisasi yakni untuk kepentingan memperluas wilayah imperium dan kepentingan ekonomi. Berkaitan dengan kepentingan ekonomi, maka dua kelompok dagang Inggris yakni Virginia Company dan Virginia Company of Plymouth, meminta Kerajaan agar mendirikan pasar modal untuk membiayai kolonisasi di wilayah Amerika Utara.

Walau mengalami pasang surut, namun Koloni Virginia berhasil menjadi pusat ekonomi yang makmur dengan komoditas tembakau yang cukup terkenal, tembakau Virginia. Kesuksesan ini kemudian memicu timbulnya daerah koloni yang baru di wilayah Amerika Utara. Hingga pertengahan abad ke-18, terdapat 13 Koloni Inggris di Amerika Utara.

Baca juga: Revolusi Kuba, Tetangga yang Menjadi Ancaman Amerika Serikat

 

Perang Tujuh Tahun (1756-1763)

Pada periode akhir abad ke-17, Prancis dan Inggris bersaing untuk menjadi penguasa terkuat di Amerika. Hubungan antar kedua negara memang bersitegang, mengingat Inggris dan Prancis, pernah saling berperang pada tahun 1702-1713 dan 1744-1748. Perang kemudian berakhir dengan perjanjian damai Aix-la-Chapelle pada tahun 1748.

Namun, meskipun sudah berdamai, hubungan ini kembali renggang akibat perebutan kekuasaan. Benua Amerika, yang dianggap sebagai dunia baru dan akhirnya menjadi wilayah koloni bangsa Eropa, semakin padat penduduk dengan bertambahnya jumlah imigran. Hal ini mengakibatkan terbatasnya sumber daya alam yang tidak tersebar merata di masing-masing koloni. 

Kepentingan Inggris untuk melakukan perluasan wilayah membuat perjanjian damai delapan tahun silam menjadi batal. Inggris menyatakan perang untuk merebut wilayah yang barat Amerika yang dikuasai Prancis, yakni hamparan tanah luas dan kekayaan tambang yang melimpah.

Hal inilah yang kemudian menjadi awal dari perebutan kekuasaan di masing-masing wilayah antara bangsa Eropa satu dengan lainnya. Puncaknya ialah Perang Tujuh Tahun yang terjadi antara Inggris dan Prancis pada tahun 1756-1763.

Terlepas untuk merebut hegemoni kekuasaan di Amerika, Perang Tujuh Tahun tak hanya melibatkan Inggris dan Prancis, tetapi banyak negara lain ikut memberikan pengaruh dalam medan pertempuran. Inggris mendapat dukungan dari negara Prussia (Jerman) dan Portugis, sementara Prancis dibantu oleh Austria dan Spanyol.

Selama berlangsung, Prancis dan Austria mendominasi peperangan dan diperkirakan akan memenangkan peperangan. Tetapi, sebuah titik balik terjadi ketika pasukan Prussia bersama Inggris berhasil memenangkan pertempuran di Rossbach. Kemenangan ini menjadi peningkat moral untuk pasukan Inggris yang akhirnya berhasil menguasai jalannya peperangan. Perang lainnya yang dimenangkan yakni di wilayah Plassey, India, di Quebec, Kanada, berlanjut di Minden, Jerman pada tahun 1759, dan pada tahun 1760 berhasil merebut Montreal, Kanada.

Tahun 1763, Inggris akhirnya memenangi perang melawan Prancis. Eh, tapi kamu tahu gak kenapa namanya Perang Tujuh Tahun? Benar sekali, karena peperangan ini berlangsung sepanjang 7 tahun. Akhirnya, Inggris berhasil mendapatkan seluruh wilayah jajahan Prancis dan sebagian wilayah jajahan Spanyol di Amerika. Tapi, dengan terlibat peperangan, pastinya Inggris juga menghabiskan banyak biaya yang membuat terkurasnya kas pemerintahan.

 

Kebijakan Pajak di 13 Koloni

Nah, walaupun Inggris telah memenangkan perang, namun tetap saja perang itu menguras keuangan Inggris. Untuk kembali menstabilkan ekonominya, Inggris memberlakukan kebijakan untuk menarik pajak dari rakyat di 13 Koloni. Oh ya,  kalau penduduk asli Amerika, yakni orang Indian, tidak dikenakan pajak karena dipandang sebagai musuh ya.

Balik lagi, terus kenapa coba Raja Inggris kepikiran buat narik pajak ke koloni Amerika? Karena pada saat itu, pemerintah Inggris beranggapan bahwa koloni mereka adalah masyarakat yang makmur. Masyarakat koloni terkenal sebagai pengusaha, pedagang, dan tuan tanah perkebunan. Belum lagi, mereka baru saja mendapat tambahan tanah dan harta setelah Inggris menang perang melawan Prancis.

Baca juga: Apa Bedanya Pendidikan di Indonesia dan Amerika Serikat?

 

Pasukan Inggris yang menyerah saat perang revolusi

Pasukan Inggris Raya yang dipimpin Lord Cornwallis menyerah dalam perang Revolusi Amerika  (Sumber: Britannica)

 

Nah terus, ada kebijakan pajak apa aja sih?  

Salah satu kebijakan pajak yang diberlakukan adalah Townshend Act. Aturan ini mengharuskan koloni Amerika untuk membayar pajak pada produk-produk impor dari Inggris seperti cat, kertas, kaca, dan teh.  

Terus masalahnya apa? Masalahnya, rakyat 13 Koloni merasa kalau pajak tersebut  terlalu tinggi. Belum lagi, rakyat koloni merasa itu hanya peraturan sepihak karena di parlemen Inggris tidak ada perwakilan rakyat koloni yang dapat memberikan suara dan saran yang mewakili rakyat koloni. Karena merasa dirugikan, akhirnya rakyat koloni Amerika mulai melakukan protes pada tahun. 

faktor umum penyebab revolusi amerika

Pada 1770, karena tidak menyukai kebijakan pajak tersebut, rakyat koloni mulai menyerukan untuk memboikot semua produk impor dari Inggris. Dampaknya, barang-barang tidak laku, pemasukan Inggris menurun, dan Kerajaan Inggris jadi menjadi kesal. 

Menanggapi hal tersebut, Raja George III yang merupakan Raja Inggris saat itu, memutuskan untuk mengirimkan ribuan tentaranya menuju Amerika untuk “menertibkan situasi” dan memaksa kembali rakyat koloni untuk mengikuti peraturan serta membayar pajak. Ternyata keputusan tersebut merupakan  sebuah blunder dan malah memperburuk situasi. Semakin banyak tentara Inggris yang datang ke koloni, semakin panas juga situasi di sana. Tidak tinggal diam, rakyat koloni pun berdemonstrasi menuntut agar mereka dapat memiliki perwakilan dalam pengambilan keputusan di Parlemen Inggris. Slogan yang terkenal saat itu ialah “No taxation without representation”.

Nah, kalau sudah sama-sama kesel gini, kira-kira, apa yang terjadi selanjutnya? Pada 5 Maret 1770,  Pasukan tentara Inggris dilempari batu oleh para demonstran, lalu secara tak terduga pasukan tersebut membalas dengan tembakan yang mengarah langsung ke demonstran. Tragedi ini dikenal dengan sebutan Boston Massacre yang menewaskan 5 orang rakyat koloni. Peristiwa ini membuat seluruh rakyat koloni menjadi marah. 

Baca juga: Seri Revolusi Dunia: Revolusi Prancis

 

Peristiwa The Boston Tea Party

Pada 16 Desember 1773, terjadilah peristiwa paling iconic atau terkenal dalam sejarah revolusi Amerika yang disebut dengan The Boston Tea Party. Singkatnya, peristiwa ini merupakan peristiwa protes dari warga koloni terhadap kesewenang-wenangan Inggris, termasuk tentang pajak teh. Hal ini dilakukan agar mereka tidak perlu membeli dan membayar pajak dari teh tersebut apabila telah mendarat dari pelabuhan Boston. 

Peristiwa ini dimulai dari berlabuhnya tiga kapal milik East India Company yang bermuatan teh di pelabuhan Boston, Massachusetts. Pada saat itu, sebuah kelompok dari rakyat koloni bernama Sons of Liberty menyamar menjadi para pekerja Indian. Mereka menyelinap masuk ke kapal, lalu membuang seluruh muatan teh ke laut.

Ilustrasi Boston Tea Party

Boston Tea Party (Sumber: wpclipart)

 

Lalu yang terjadi selanjutnya, tentu saja Kerajaan Inggris marah besar dan mengeluarkan kebijakan bernama Intolerable Act pada tahun 1774. Kebijakan ini menghasilkan empat hal yang harus dipatuhi 13 Koloni, yakni:

  1. Pelabuhan Boston ditutup, hingga seluruh
  2. teh yang dibuang dibayar kembali. 
  3. Majelis umum dibubarkan, kekuasaan dialihkan pada Gubernur Militer Inggris
  4. Jika pejabat Kerajaan Inggris (non koloni) melanggar hukum, mereka tidak dapat diadili di pengadilan wilayah Kota Massachusetts.
  5. Bangunan kosong yang dimiliki rakyat koloni, bisa diberikan untuk menampung tentara Kerajaan Inggris.

 

sejarah laut teh di amerika

Masyarakat koloni bereaksi dan menentang dengan membuat pemerintahannya sendiri. Mereka menyatakan bukan lagi bagian dari Inggris. Hingga akhirnya, pecah perang skala besar. Berikut peristiwa penting yang terjadi sepanjang perang Revolusi Amerika:

  • Pertempuran Lexington 

Pertempuran ini meletus pada 19 April 1775 yang sekaligus menandakan awal mulanya terjadi peperangan terbuka antara 13 Koloni dengan Inggris. Pertempuran ini terjadi karena pihak Raja George III mengabaikan hasil dari Kongres kontinental I. Pertempuran berlangsung pertama kali di Kota Lexington, kemudian pertempuran menjalar di Kota Concord, kemudian Boston. 

  • Pertempuran Bunker Hill

17 Juni 1775, Meskipun tidak berpengalaman dalam perang,  tentara Amerika berhasil menahan pasukan Inggris selama lebih dari dua jam di Breed’s Hill. Hal ini menunjukkan bahwa tentara Amerika tidak terintimidasi oleh ribuan pasukan Inggris. Dari 2.200 tentara berpengalaman Inggris, lebih dari 1.000 orang terluka berat dan gugur di medan pertempuran.

  • Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat

Pada 4 Juli 1776 Bersamaan dengan keputusan dalam Kongres Kontinental II, rakyat koloni memutuskan untuk memisahkan diri dari Kerajaan Inggris dan mendeklarasikan kemerdekaan Amerika Serikat. Raja George III merasa tidak ingin melepaskan daerah koloninya dan memberikan perlawanan pada masa yang ia anggap memberontak.

  • Pertempuran Saratoga

17 Oktober 1777, Komando Pasukan Inggris di Amerika Utara melancarkan misi untuk menguasai lembah Sungai Hudson yang memiliki nilai strategis selama Perang Revolusi Amerika. Hasil dari pertempuran ini berakhir dengan kekalahan Inggris, dan menjadi titik terang bagi kemenangan Amerika yang akhirnya mendapat bantuan dari Prancis dan negara Eropa lainnya.

Perang kemudian dilanjutkan dengan Amerika mendapat bantuan dari Prancis, Spanyol, Belanda, dan beberapa negara Eropa lain yang mendukung secara pasif. Sedangkan, Kerajaan Inggris hanya dibantu oleh pendukung dari koloni yang setia kepada Kerajaan Inggris, yang disebut dengan American Loyalist.

Baca juga: Bedanya Bahasa Inggris British dengan Amerika

 

Akhir Revolusi Amerika

Setelah melewati periode peperangan panjang pada 1775-1781, pihak Kerajaan Inggris pun menyerah. Kemudian pada 1783, ditandatangani kesepakatan di Prancis, bernama Treaty of Paris atau Perjanjian Paris. Poin penting yang dihasilkan dari perjanjian ini adalah:

  1. Deklarasi bahwa tentara Kerajaan Inggris akan meninggalkan wilayah koloni Amerika, dan mengakui kemerdekaan Amerika. 
  2. Membuka sungai Mississippi untuk navigasi oleh warga Amerika dan Inggris. 
  3. Menetapkan perbatasan antar negara, kemudian Inggris  memberikan wilayah barat laut ke Amerika.
  4. Mengamankan hak penangkapan ikan ke Grand Banks dan perairan lain di lepas pantai Inggris-Kanada untuk kapal-kapal Amerika.
  5. Amerika akan menyelesaikan dan membayar seluruh hutang yang dimiliki kepada Kerajaan Inggris
  6. Amerika menjamin kesetaraan sosial kepada para rakyat koloni yang tetap setia mendukung Inggris selama perang

Dengan ditandatanganinya perjanjian tersebut, berakhirlah Revolusi Amerika dan di akuilah Amerika Serikat yang merdeka dan berdaulat oleh Inggris.

 

Dampak Revolusi Amerika pada Dunia

Revolusi Amerika menjadi momentum yang menyadarkan dunia bahwa kesewenang-wenangan/pemerintah yang tirani dapat dilawan dan dihancurkan. Selain itu, pengakuan hak dan kesetaraan hak juga menyadarkan masyarakat dunia bahwa semua manusia adalah sama. Tidak lupa,  Revolusi Amerika ini juga turut mengilhami terjadinya Revolusi Prancis yang menggulingkan kekuasaan Raja Louis XVI.

Gimana rasanya setelah menyelami peristiwa revolusi Amerika barusan? Apa kesimpulan yang bisa kamu dapat? Yang pasti, revolusi dapat menjadi salah satu jalan perjuangan untuk menghapus penindasan dan memberikan keadilan kepada semua orang. 

Nah, apakah kamu tertarik untuk mempelajari peristiwa bersejarah dari revolusi lainnya? Kamu bisa simak perjuangan revolusi di negara lain seperti Tiongkok, Rusia, dan Prancis dari video di ruangbelajar yang sangat seru dan mudah dimengerti ya! 

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Labaree, Benjamin Woods. 1979. The Boston Tea Party. New York: Oxford University Press

Hreinsson, Viðar dan Robert L Kellogg. 1997. Sagas of Icelanders. Reykjavík : Leifur Eiríksson Pub.

n.n 2021 “On This Date In Twin Cities History – October 9, 1949”. historic twin cities. Diakses 23 September.   http://www.historictwincities.com/this-day-in-history/10-09-1949/   

Johnson, Lyndon B. 1964 “Proclamation 3610—Leif Erikson Day”. The American Presidency Project. Diakses 23 September 2021. https://www.presidency.ucsb.edu/node/275695 

n.n 2020 “BRITISH TROOPS LAND IN BOSTON TO MAINTAIN ORDER-1768”. History Central.  Diakses 23 September. https://www.historycentral.com/Revolt/british.html 

n.n 2021 “The Boston Tea Party”. The American Revolution. Diakses 23 September.  http://www.ouramericanrevolution.org/index.cfm/page/view/p0069

n.n. 2021 “The Boston Tea Party”.  Massachusetts Historical Society. Diakses 23 September. https://www.masshist.org/revolution/teaparty.php

n.n. 2015 “The Boston Tea Party, 1773” Eye Witness History. Diakses 23 September www.eyewitnesstohistory.com 

Miller, Hunter. 2008 “British-American Diplomacy Treaty of Paris – Hunter Miller’s Notes” Lillian Goldman Law Library Diakses 23 September. https://avalon.law.yale.edu/18th_century/parisno.asp 

Sumber Foto:

Wallace, W. M. (2021, October 1). American Revolution. Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/event/American-Revolution For educational purposes only.

n.n. Boston Tea Party WPClipart.   https://www.wpclipart.com/American_History/revolution/Boston/Boston_Tea_Party__large.jpg.html For educational purposes only.

Artikel ini telah diperbarui pada 5 Oktober 2022.

Leo Bisma