Sayuti Melik, Juru Ketik yang Mengubah Naskah Proklamasi

sayuti melik

Artikel ini akan mengisahkan seorang wartawan yang memiliki peran mengubah kata dan kalimat dalam teks proklamasi yang dibacakan kala itu, Sayuti Melik. Kita mengenalnya sebagai juru ketik naskah teks proklamasi. Mau tahu seperti apa kisahnya? Simak artikelnya ya.

Di buku-buku pelajaran sekolah, kiranya “Sayuti Melik” menjadi tokoh yang nggak asing di telinga kan? Betul banget. Kalau kamu ingat, Sayuti Melik ini pasti ada hubungan erat banget sama naskah proklamasi kan? Nah, berhubung bulan Agustus ini momennya bertepatan dengan kemerdekaan Republik Indonesia, nggak ada salahnya dong mengulik sedikit dengan hal-hal terkait proklamasi?

Seberapa detail kah informasi mengenai Sayuti Melik di buku pelajaran sekolah?

Eits, jangan negatif dulu pikirannya…bukan berarti artikel ini lebih lengkap informasinya atau datanya terkait Sayuti Melik lho. Artikel ini cuma sebagai bahan tambahan aja buat kamu belajar. Yaa syukur-syukur bisa mendapat informasi yang ngga ada di buku paket, dilengkapi deh dengan adanya artikel ini.

Balik lagi, siapa Sayuti Melik itu?

Tebak-tebakan dulu yuk, dari namanya, menurut kamu itu Sayuti Melik cewek atau cowok? Coba klik voting di bawah ini deh.

 

 

Banyak diantara kita, termasuk kakak sih, yang awalnya itu mengiria bahwa peran Sayuti Melik hanya sebatas melakukan pengetikan naskah proklamasi.

Ibaratnya, kalau kerja kelompok itu ada temen yang kerjaannya cuma bagian ngeprint tugas doang.

Awalnya mikir gitu, tapi setelah mencari alamat ke sana ke mari, barulah tersadar. Ternyata, peran Sayuti Melik ini, nggak sebatas sebagai juru tik teks proklamasi aja. Beliau bolak-balik masuk penjara saat Belanda masih menjajah Indonesia. Maklumlah, Belanda itu merasa ngeri kalau tulisan-tulisan Sayuti Melik itu sampai dibaca rakyat Indonesia.

sayuti melik

Keberanian Sayuti Melik dalam menulis di surat kabar membuatnya keluar masuk penjara. Tercatat dalam sejarah bahwa beliau pernah dibuang ke Boven Digul, Papua, pada tahun 1921-1933. Selang 4 tahun kemudian, masuk lagi ke penjara di Gang Tengah.

Kebayang kan gimana otoriternya penjajah waktu itu? Nulis sedikit, penjara. Nulis sedikit, penjara.

Uniknya, Sayuti Melik mendapat pasangan hidup, S.K. Trimurti yang juga bergerak untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ya, sama saja, mereka bergantian keluar masuk penjara gara-gara Belanda waktu itu. Untungnya, mereka berdua berkomitmen untuk saling berjuang.

Kurang romantis apa coba? Dapat pasangan yang saling mendukung dan punya satu tujuan yang sama.

Mohon maaf, artikel ini tidak bertujuan membuat kamu baper.

Lanjut…

Sehari sebelum proklamasi kemerdekaan, tepatnya tanggal 16 Agustus 1945, terjadi penculikan Sukarno-Hatta ke daerah Rengasdengklok. Salah satu pemuda yang ikut dalam penculikan itu ialah Sayuti Melik.

Nah, Sayuti Melik dan pemuda lainnya seperti Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana mendesak Sukarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Desakan ini muncul karena Jepang sudah mengalami kekalahan dari Sekutu-nya. Setelah para pemuda, Sayuti Melik cs, membawa Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Perumusan naskah proklamasi dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Meiji Dori (sekarang menjadi Jalan Imam Bonjol).

sayuti melik -  perumusan naskah teks porklmasi

 

Setelah konsep naskah proklamasi selesai ditulis oleh Sukarno, ia meminta bantuan Sayuti Melik untuk mengetiknya. Sayangnya, di rumah Laksamana Tadashi Maeda ngga ada mesin tik. Tapi, beberapa sumber sejarah mengatakan sebenarnya ada mesin tik di rumah tersebut, hanya saja berhuruf kanji Jepang.

Nahloh…gimana dong??

Untungnya ada pembantu Laksamana Tadashi Maeda yang mau membantu mencarikan mesin tik. Akhirnya didapatlah mesin tik itu hasil dari pinjaman mayor Kandelar, perwira Angkatan Laut Jerman.

Baca Juga: Mitos Baju Hijau dan RIP Current di Pantai Selatan

Ditemani oleh BM Diah,Sayuti Melik mulai mengetik naskah proklamasi. Berhubung Sayuti Melik memiliki background seorang wartawan dan pernah mengenyam pendidikan sekolah guru, jadi tahu mana ejaan yang tepat digunakan dalam teks proklamasi.

sayuti melik -  pengetik naskah teks proklamasi

 

Usul Sayuti Melik dengan menambahkan “Soekarno-Hatta” dalam naskah tersebut disetujui oleh para perumus dan naskah tersebut akhirnya ditandatangani oleh bapak proklamator kita.

Tapi, tahukah kamu Squad? Bahwa kita melihatnya nih, Sayuti Melik seperti orang kepercayaan Sukarno kan? Nyatanya ngga. Tercatat bahwa Sayuti Melik menentang usulan pengangkatan Sukarno menjadi presiden seumur hidup oleh MPRS kala itu. Selain itu, ia juga memiliki pemikiran yang bersebrangan dengan Sukarno.

Sukarno kala itu menggagas usulan tentang Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunisme). Sayuti Melik mentangnya dan mengusulkan mengganti Nasakom menjadi Nasasos (sosialisme). Soalnya, pada waktu itu, Sayuti Melik melihat PKI berusaha memanfaatkan kharisma Sukarno untuk masuk ke dalam pemerintahan.

naskah teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik

 

Hayooo siapa yang baru ngeh kalau Sayuti Melik itu bukan nama asli? Ya, apalagi kamu yang tadi udah menjawab kuis di awal artikel kalau Sayuti Melik itu perempuan.

Aku tertipu…

Aku terjebak…

Aku terperangkap muslihatmu…

Eits…ngga ada maksud buat menipu apalagi ngejebak kamu. Toh salah benar ngga masalah, yang masalah itu kalau kamu malas membaca catatan sejarah Indonesia.

Selain baca catatan sejarah, kamu bisa banget cari tahu tentang sejarah Indonesia lainnya di ruangbelajar. Ada banyak video animasi sejarah di sana. Nggak usah bingung gimana cara bayar ruangbelajar. Bilang aja ke Mama atau Papa kamu buat langganan sekarang karena semuanya di ruangbelajar itu jadi mudah kok.

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Tedy Rizkha Heryansyah