Kronologi Terjadinya Perang Afghanistan dan Uni Soviet | Sejarah Kelas 12

Header Konflik Asia Eropa

Artikel ini membahas tentang sejarah perang yang terjadi antara Afghanistan dan Uni Soviet. Perang ini termasuk dalam kategori perang Asia dan Eropa yang melibatkan peran beberapa negara.

Kali ini, lagi-lagi, kita akan bahas tentang perang yang melibatkan Uni Soviet dan tentunya Amerika Serikat. Kedua negara ini memang nggak pernah akur ya. Ya gimana mau akur, dari sistem dan ideologi saja mereka sudah bertolak belakang. Uni Soviet adalah negara yang berideologi sosialisme-komunisme, sedangkan Amerika Serikat berideologi liberalisme-kapitalisme.

Kedua negara ini, tentunya bersama sekutu-sekutu mereka yang tergabung dalam Blok Timur dan Blok Barat, sama-sama ingin mempertahankan hegemoninya atau pengaruh kekuasaan di beberapa kawasan yang strategis.

Duh aduh, kalau batu ketemu batu, terus bergesekan ya jadinya api. Perang mulu deh. Yaaa kira-kira mereka terlibat perang dingin mulai dari tahun 1947 sampai 1991. Cukup lama dan banyak memakan korban. 

Pengertian ideologi

Nah, di antara tahun 1947 sampai 1991, pernah terjadi perang yang melibatkan kedua negara tadi. Lokasi perangnya itu di Afghanistan. Namun, Amerika Serikat nggak turun tangan langsung, mereka cuma menyokong bantuan persenjataan yang canggih kepada tentara gerilya Afghanistan.

Awalnya gini, Uni Soviet diminta dan didekati oleh militant dan partai-partai sayap kiri Afghanistan yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki, untuk menumpaskan lawan politik mereka, yaitu pasukan Mujahidin Afghanistan dan front anti komunis Afghanistan. Sebelumnya, militant sayap kiri ini telah mengkudeta pemerintahan Mohammad Daud Khan pada April 1978.

Uni Soviet langsung melihat adanya kesempatan untuk menjadikan Afghanistan sebagai negara bawahannya. Pada tanggal 24 Desember 1979, Uni Soviet mengirim kurang lebih 30.000 pasukan tentara untuk menduduki Afghanistan. Tentara Uni Soviet berhasil menduduki ibukota Afghanistan, Kabul dan kota-kota lainnya seperti Bagram, Kandahar, dan Shindand.

Kawasan yang belum bisa dikuasai oleh pasukan Uni Soviet adalah kawasan pegunungan. Pegunungan adalah wilayahnya para gerilyawan Mujahidin Afghanistan. Pasukan Uni Soviet kewalahan saat berhadapan dengan gerilyawan Mujahiddin. Mereka pun akhirnya menambah 100.000 pasukan dan menggunakan cara gerilya. Bukan cuma itu, demi menaklukkan Afghanistan dan pasukan Mujahidinnya, Soviet menggunakan heli tempur bersenjata.

Benar aja nih Squad, dengan menggunakan heli tempur, serbuan pasukan Soviet bisa berlangsung lebih lancar. Begitu juga dengan konvoi pasukan bermotor Soviet, seperti tank, panzer, semua menjadi aman karena dilindungi oleh serangan yang dilakukan melalui udara.

Gerilyawan Mujahidin mulai kesulitan, mereka tidak mampu melakukan serangan sergapan karena terus dihadang oleh puluhan heli tempur milik Soviet. Mujahidin sadar kalau heli tempur bukan tandingan mereka, biasanya mereka hanya menggunakan senapan-senapan mesin berat untuk ditembakkan ke heli tempur dari wilayah pegunungan. Itupun nggak berpengaruh besar untuk membuat mereka lepas dari gempuran Soviet.

Gerilyawan Mujahidin semakin terdesak, pasukan Soviet yang didominasi oleh pasukan khusus yang terkenal ganas, yaitu Spetsnaz, berhasil melumpuhkan Mujahidin. Semua itu karena Mujahidin nggak punya senjata yang memadai untuk melawan pasukan Soviet yang jauh lebih canggih.

Baca juga: Belajar Sejarah Konflik Asia Timur dari Drama Korea

Aksi yang dilakukan Soviet ternyata sudah mengusik Amerika Serikat. Pasukan AS dan agen CIA yang selama ini memang sudah memberikan dukungan militer kepada pemerintahan Afghanistan, tidak mau tinggal diam, dan mulai membantu persenjataan gerilyawan Mujahidin.

Pada saat itu, AS baru memproduksi rudal anti pesawat, yaitu Stinger dan Blowpipe. Rudal-rudal ini mulai dikirim ke Afghanistan, untuk membantu peralatan perang gerilyawan Mujahidin. Oh ya, cara mengoperasikan rudal ini dengan cara dipanggul ya.

Rudah Stinger dan Rudal Blowpipe
Setelah mendapatkan pelatihan yang cukup, akhirnya pejuang Mujahidin dipercaya untuk mengoperasikan Stinger dan Blowpipe secara mandiri, dengan tujuan merontokkan pesawat tempur milik Soviet.

Akhirnya gerilyawan Mujahidin mulai mengoperasikan rudal anti pesawat itu. Serangan mereka mulai memakan korban. Pada Oktober 1986, beberapa heli tempur milik Soviet yang sedang melancarkan serangan, satu persatu berhasil dihancurkan oleh pasukan Mujahidin dengan menggunakan Rudal Stinger dan Blowpipe.

Sampai pada tahun 1987, setidaknya di setiap hari ada satu heli tempur Soviet yang berhasil ditembak jatuh oleh Mujahidin menggunakan Stinger. Pasukan Soviet mulai kewalahan menghadapi gerilyawan Mujahidin karena baik serangan udara maupun darat, pasukan Mujahidin tetap bisa menghadang dan melakukan serangan balik yang memakan banyak korban pasukan Soviet.

Kurang lebih 15.000 tentara Soviet gugur. Ekonomi Uni Soviet pun merosot. Hal ini dikarenakan Soviet telah mengeluarkan uang yang sangat besar untuk kepentingan invasinya di Afghanistan. Karena suadh merasa kalah, akhirnya pada tahun 1988 pihak Soviet mau menandatangani perjanjian bersama Amerika, Pakistan, dan Afghanistan. Perjanjiannya itu untuk menarik pasukan masing-masing dari wilayah Afghanistan dan sekitarnya. Tepat tanggal 15 Februari 1988 seluruh pasukan Uni Soviet ditarik dari Afghanistan.

Nah, kekalahan Uni Soviet dalam perangnya di Afghanistan, menjadi salah satu momen runtuhnya Negara Uni Soviet Squad. Kamu tahu kan kalau sekarang tuh Uni Soviet udah nggak ada? Sebenarnya banyak faktornya, ya salah satunya ini. Kemrosotan ekonomi akibat kekalahan perang dan banyak faktor lainnya.

Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang sejarah konflik yang melibatkan Uni Soviet, Amerika Serikat, dan sekutu-sekutunya, kamu bisa nonton nih video belajar di ruangbelajar. Banyak penjelasan dari guru yang dikemas dengan animasi menarik di sana. Siapa tahu kamu suka dan nyaman. Tapi jangan terlalu nyaman ya, ujung-ujungnya sakit. Hahahaha.

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Hapsari, Ratna dan Adil M. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Erlangga.

Sumber Gambar:

(Artikel terakhir diperbarui pada 27 Oktober 2020)

Fahri Abdillah