Sejarah Terjadinya Revolusi Hijau | Sejarah Kelas 12

sejarah_12

Artikel Sejarah Kelas XII ini akan membahas tentang sejarah terjadinya revolusi hijau di dunia dan di Indonesia.

Bahagia deh rasanya jika kamu yang tinggal di daerah perkotaan melihat persawahan yang sudah menguning siap untuk dipanen. Ya iyalah. Kalau di kota-kota besar pasti ngeliatnya kalau bukan kemacetan pasti polusi kan? Nah, di artikel ini kita akan membahas sejarah yang berkaitan dengan dunia pertanian nih, Squad. Penasaran kan? Keep scroll ya!

Kamu pernah mendengar tentang Revolusi Hijau nggak? Ini bukan sebuah gerakan dengan pakaian hijau-hijau lho ya. Revolusi Hijau merupakan sebuah usaha dalam mengembangkan teknolosi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Revolusi ini dengan kata lain mengubah pertanian yang sebelumnya menggunakan teknologi tradisional, menjadi pertanian dengan teknologi modern.

Thomas Robert Malthus menyatakan bahwa Revolusi Hijau terjadi karena semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia, namun tidak diiringi dengan peningkatan jumlah produksi pangan.

sejarah revolusi hijau - thomas malthus

Nah, untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa lembaga yang melakukan penelitian seperti Ford Foundation dan Rockerfeller Foundation. Lembaga-lembaga tersebut melakukan penelitian di negara-negara berkembang. Meksiko, Filipina, India, dan Pakistan menjadi objek penelitian mereka. Kita ambil contohnya di negara Meksiko dan Filipina ya.

Baca Juga: Peran Indonesia dalam Menjaga Perdamaian di Asia

Pertama, kita ke Meksiko dulu. Di tahun 1944, ada sebuah pusat penelitian bening jagung yang didukung Rockerfeller Foundation. Apakah penelitian tersebut berhasil? Wuuoooh sudah tentu dong. Penelitian tersebut berhasil menemukan beberapa varietas baru dari hasil jagung yang hasilnya di atas rata-rata varietas lokal Meksiko.

Sekarang kita beralih ke Filipina ya. Nah pada tahun 1962, Rockerfellar Foundation dan Ford Foundation mendirikan sebuah badan penelitian tanaman di Los Banos. Nama badan tersebut ialah International Rice Research Institute (IRRI). Apa sih yang dilakukan IRRI? Simak kata Rogu berikut ya.

sejarah revolusi hijau - norman borlaug

Gimana dengan Indonesia pada waktu itu? Apa sudah ada Revolusi Hijau?

Yaps, pada masa Orde Baru, tepatnya sejak dilaksanakannya Pelita I di tahun 1969, Revolusi Hijau diterapkan dan fokus pada peningkatan hasil pertanian (beras). Pelaksanaannya ada 4 program yakni intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan rehabilitasi. Kita bahas satu per satu ya

Pertama, intensifikasi pertanian. Ini diterapkan dalam bentuk Panca Usaha Tani yakni pemilihan bibit unggul, pengaturan irigasi, pemupukan, teknik pengolahan tanah, dan pemberantasan hama. Kedua, ekstensifikasi pertanian. Langkah ini merupakan perluasan area pertanian yang sebelumnya belum dimanfaatkan. Contohnya itu seperti pemanfaatan hutan, lahan gambut, atau padang rumput untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

Ketiga, diversifikasi pertanian. Ini dapat katakan pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas lainnya yang menguntungkan, baik secara ekonomi atau lingkungan. Contohnya menanamkan beberapa jenis tanaman dalam satu lahan atau memelihara beberapa hewan ternak dalam satu kandang. Nah, yang terakhir, rehabilitasi. Rehabilitasi ini merupakan sebuah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbarui segala hal terkait pertanian. Misalnya memperbaiki sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi.

sejarah revolusi hijau - hafalan jitu.jpg.crdownload

Nah, gimana nih Squad? Masih penasaran dengan sejarah terjadinya Revolusi Hijau? Simak ulasannya lebih lengkap di ruangbelajar ya. Ada video belajar dengan animasi keren yang bakal membantu kamu dalam belajar. Daftar sekarang juga ya.

 IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

 

Referensi:

Sh. Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Hapsari, Ratna dan Adil M. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Erlangga.

Tedy Rizkha Heryansyah